Sunday, December 03, 2006

Sha'alik pada Zaman Pra-Islam

Hubungan antara masyarakat pada zaman pra-Islam sangat erat, hubungan kehidupan mereka berada di bawah naungan persaudaraan yang telah mereka kenal sejak ribuan tahun dari nenek moyang mereka. Hubungan persaudaraan ini biasanya dikenal dengan "fanatisme" atau persaudaraan sedarah. Diantara suku yang hidup pada zaman ini, telah memiliki keakraban dan rasa persaudaran yang erat natara sesama suku mereka, mereka tidak segan-segan membela dengan nyawa mereka, ketika suku mereka diserang suku lainnya. Saling serang antar suku seperti itu pada zaman itu dianggap biasa, karena hidup mereka banyak yang berpindah-pindah untuk mencari rumput dan air untuk hewan gembala mereka. Rumput yang segar dan air yang jernih adalah dua hal yang selama ribuan mereka cari dan mereka perebutkan antar suku di daratan gersang Arab.





Ditengah-tengah mereka ada bebrapa orang yang mereka muliakan setelah ketua suku mereka, orang-orang itu biasanya dianggapnya sebagai orang yang akan menolong dan membantu mereka ketika terjadi pertikaian dan perselisihan baik diantara suku sendiri atau antar suku lainnya. Mereka juga dianggap sebagai orang-orang yang akan mampu mengangkat drajat suku mereka menjadi suku yang mulya dan disegani. Dengan datangnya orang-orang itu juga, semua silsilah dan cerita yang ada di dalam suku mereka akan dapat dipertahankan, dalam artian akan ada orang-orang menyatat dengan baik-baik semua itu. Mereka adalah para penyair yang akan diingat jasa-jasanya dalam gerak-geriknya dan akan selalu diperhatiakn semua kata-katanya, karena kata-kata yang keluar dari mulut mereka bagaikan sebuah intan dan air.

Diantara penyair-penyair yang terkenal itu, biasanya akan muncul beberapa penyair yang mempunyai karakteristik yang berbeda-beda daripada penyair-penyai lainnya. Penyair itu biasanya dinamakan "penyair sha'alik", penyair ini tidak terdiri dari satu orang saja, tapi terdiri dari puluhan penyair yang membentuk sebuah kelompok semacam kelompok para penyair. Kelompok inipun tidak terdiri dari satu suku saja, tapi terdiri dari beberapa suku. Setap penyair dari Sha'alik ini mempunyai ciri-ciri yang berbeda-beda, mereka tidak terikat oleh peraturan adat sama sekali, mereka hanya mempunyai ikatan persaudaraan yang erat antara satu dengan lainnya, bahkan hubungan erat ini lebih erat dari pada hubungan saudara kandung sendiri. Hubungan ini tercipta dari alam yang mereka tempati. Gurun pasir, panas yang menyengat, hewan-hewan liar, udara dingin, kilat yang menyambar-nyambar, kelaparan, kahausan adalah keadaan yang dapat menyatukan persatuan mereka.

Walaupun mereka berkelompok, tapi kebebasan mereka masih terjaga, mereka mempunyai naluri yang bisa membedakan mana lawan dan teman, mereka bisa merasakan mana yang baik dan jelek untuk mereka. Mereka akan bersatu ketika alam memanggil mereka untuk bersatu, mereka mempunyai hubungan darah yang lebih dekat dari pada lainnya. Sha'alik mepunyai makna yang bermacam-macam, secara harfiah "sha'alik" adalah orang miskin yang tidak punya harta sedikit pun [1]. Azhari menambahkan, bahwa sha'alik adalah orang-orang miskin yang tidak berharga dan tidak punya pekerjaan. Hatim at-Tha'i berkata dalam syairnya :
غنينا زمانا بالثصعلك والغني * فكلا سقاناه بكأسيهما الدهر
Hatim at-Tha'i dalam syairnya ini menyatakan, bahwa makna sha'alik adalah fakir/miskin sebagai lawan dari kaya. Syair ini telah menjadi dalil dari makna sha'alik sendir, tentu makna ini tidak akan lepas dari perubahan bersamaan dengan berkembangnya bahsa sendiri. Pada saat ini kata sha'alik sendiri telah mengalami perluasan makna yang dari pertamanya hanya bermaknya kefakiran/kemiskinan sendiri, telah meluas menjadi "seseorang yang malamnya dijadikan siang, sedangkan siangnya dijadikan malam atau begadang malam hari". Makna ini menjadi luas setelah ditemukan kata sha'alik dalam syair lainnya yang tidak mengacu pada makna sebenarnya, syair itu milik Amr bin Barraqah al-Hamdani [2]. Di dalam syairnya ini, dua kata sha'alik tidak menunjukkan makna aslinya yaitu kefakiran, tapi bermakna orang yang begadang malam untuk mengerjakan pekerjaan pada malam hari, seperti mencuri, membegal, merampok, dan pemberontakan. Amrul Qais sendiri mengatakan dalam syairnya, bahwa penyair-penyair sha'alik adalah teman-temannya yang membantunya dalam peperangan dan pemberontakannya, pemberontakan yang dilakukan di waktu malam hari tentunya. Amrul Qais biasanya memberi julukan kepada mereka dengan julukan serigala-serigala padang pasir, karena merekabergerak berkelompok seperti serigala-serigala padang pasir yang kejam dan ganas.

Walaupun mereka terkenal dengan kekejaman dan keganasannya, tetapi mereka masih mempunyai naluri persaudaraan yang erat sesama mereka. Walaupun mereka melakukan pekerjaan yang kotor berupa pencurian, perampokan, pembegalan dan pemberontakan, tapi mereka selalu memperhatikan nasih teman-teman dan suku-sukunya. Disamping mereka terkenal dengan kekejamannya, juga mereka terkenal dengan syair-syairnya yang indah—indah, siapa yang tidak kenal dengan seorang pimpinan sha'alik pada abad ke-8 yang berjulukan Syanfarah [3], sedangkan syair-syairnya terkenal disebut lamiyatul arab lil syanfarah [4], bahkan khalifah Umar bin Khattab Ra berkata mengenai dirinya dengan perkataan yang membanggakan dan memujinya dengan pujian : "ajarilah anak-anakmu lamiyatul arab, karena ia akan menjadikannya fasih dan mengajarinya akhlak-aklhlak yang bagus". Nama aslinya adalah Awas bin Hajar bin Hunu bin Azdy [5] dan berakhir nasabnya pada Kahlan bin Saba'. Lainnya adalah 'Urwah bin al-Ward, Salik bin as-Salakah, dan Ta'abbath Syirran.

Sejak dahulu kala, para penyair sha'alik juga terkenal dengan orang-orangnya yang pemberani dan perkasa, walaupun terkadang mereka terlalu ganas dan melakukan pekerjaan-pekerjaan yang tidak baik. Mereka lebih banyak berdampngan dan besahabat dengan hewan-hewan liar di gurun pasir, seperti serigala-serigala liar, cheta, harimau, macan tutul, singa, kerbau liar dan lain-lain. Dari pengalaman-pengalaman yang luar biasa ini, terlahir syair-syair yang indah dan penuh filsafat tentang kehidupan. Semua gerak-gerik mereka terekam dalam syair-syair yang akan diingat sepanjang zaman. Mereka adalah kumpulan penyair-penyair miskin yang merangkap sebagai kelompok yang liar dan ganas tanpa aturan, pemberontak-pemberontak yang gagah pemberani, dan para perampok-perampok. Kehidupan mereka selalu berpindah-pindah dan menikmati pengalaman dan kehidupan mereka sendiri. Kelompok yang selalu hidup bersahabat dengan alam yang ganas dan hewan-hewan yang liar, mereka itulah kelompok sha'alik yang biasa disebut serigala padang pasir.

1- Lihat kata sha'alaik pada kamus lisanul arab
2- تقول سليمي : لا تعرض لتلفة * وليلك عن ليل الصعاليك نائم
وكيف ينام الليل من جل ما له * حسام كلون الملح أبيض صارم
ألم تعلمي أن الصعاليك نومهم * قليل اذا نام الخلي المسالم
3- Artinya orang yang mempunyai bibir yang tebal
4- Atau lidahnya orang Arab, sayyidah Aisyah Ra, juga seorang penghafal syair-syairnya Syanfarah, bahkan beliau seorang periwayat syair-syairnya juga di waktu masih kecil.
5- Azdy dinisabkan kepada Azd, sebuah suku di Yaman yang terpecah setelah banjir bandang dan pecahnya bendungan Ma'rab mencadi pecahan suku yang banyak, diantaranya adalah suku Azd Syanu'ah, Azd Umman, Azd as-Sarrah dan Azd Gassan.




Cairo, 29 Oktober 2006
Baca Selanjutnya Bro..

Saturday, November 25, 2006

Gamaliah ke-III

Apartemen-apartemen itu masih menancap kuat. Bersamaan dengan waktu yang selalu berjalan ke depan tanpa mau menengok atau berhenti di tengah-tengah jalan. Bau tidak enak menyebar hampir di seluruh kawasan ini, ketuaan kawasan Gamaliah tidak pernah membuatnya kesepian, hampir puluhan ribu, bahkan mungkin jutaan orang berlalu-lalang dan bertempat di tengah-tengahnya. Salah satunya aku yang sudah sekitar dua bulan setengah bertempat di kota lama ini, atau kota novelis besar Mesir Naguib Mahfouz (1911-2006). Beliau dilahirkan di kota ini, kota yang saat ini kutempati.

Setiap kuberjalan melewati bangunan yang sudah berumur ribuan tahun ini, setiap kumenelusuri lorong-lorong sempit, setiap kumelihat anak-anak kecil Gamaliah yang sedang bermain bersama dengan teman-temannya atau mereka anak-anak kecil Gamaliah yang baru saja pulang dari sekolah, di situlah kumerasa melihat bagaimana Naguib kecil hidup, mungkin seperti itulah novelis besar itu hidup pada masa kecilnya. Mereka berlaria-larian atau kadang-kadang bermain sepak bola. Kadang-kadang aku tak terasa tersenyum sendirian, bagaimana mungkin seorang Naguib kecil yang hidup di sebuah daerah yang tua penuh debu dan kotoran seperti itu bisa membuahkan sebuah karya yang tidak akan pernah dilupakan oleh orang-orang. Di sini memang kehidupannya sangat menyenangkan, aku bisa merasakan bagaimana Naguib kecil bermain dan belajar, aku juga bisa merasakan bagaimana kebudayaan khilafah Fatimiyyin mulai dibangun dan mendapatkan masa keemasannya.
Photobucket - Video and Image Hosting Photobucket - Video and Image Hosting
Pernah suatu kali temanku kuajak mampir ke flatku ini, ia kuajak menelusuri lorong-lorong yang lusuh dan berdebu, bahkan baunya tidak enak. Ketika ia mulai masuk ke tempat ini, ia kaget, bahkan ia bertanya kepadaku "bagaimana kamu bisa hidup dan bertahan di tempat ini?" aku tidak pernah menjawabnya. Aku hanya memberi jalan supaya ia mau menjawab dirinya sendiri. Ia berpendapat, bahwa kota Gamaliah adalah kota terburuk di Mesir, kota terkumuh dan terkotor di Mesir. Mungkin mereka banyak berpendapat seperti itu, aku tidak pernah menyalahkan pendapat mereka, kenapa? Ya...karena mungkin setiap pendapat tidak akan pernah mempunyai kebenaran yang mutlak. Aku mungkin berpendapat yang berbeda dengan mereka, aku berpendapat bahwa kota Gamaliah adalah kota terindah dan terbaik di seluruh Mesir ini, baik dari awal pembangunannya sampai saat ini. Di sini setelah aku hidup sekian lama itu, aku bisa melihat miniatur dari kehidupan seluruh orang Mesir, bahkan semua kehidupan orang di seluruh dunia. Dari mulai anak kecil sampai tua, dari laki-laki sampai wanita, dari pekerjaannya sampai bagaimana mereka tidur. Luar biasa sekali, budaya yang jarang sekali kita temui di tempat lainnya di seluruh negeri ini.

Dari kota ini saja, Naguib Mahfouz bisa membuat dua buah novel yang bersetting di Gamaliah sendiri, seperti Khan El Khalily yang menceritakan tentang hari dan malam-malam di bulan Ramdhan di kota Gamaliah dan sekitarnya termasuk Husain dan masjidnya. Yang kedua adalah Lorong Mida (Ziqaqul Midaq) yang menceritakan lorong-lorong jalan yang ada di Gamaliah, lorong-lorong yang diapit oleh apartemen-apartemen yang sudah tua, bahkan mau runtuh. Lorong-lorong di Gamaliah tidak pernah ada akhirnya, ia bercabang-cabang dan sempit, unik dan berbahaya sekali, karena sekali anda tersesat, mungkin anda tidak akan pernah bisa kembali lagi.

Sampai sekarang, entah sudah berapa kali aku melewati lorong-lorong itu, aku pernah mencoba untuk melewati sebuah lorong yang belum pernah kukenal sama sekali, akibatnya aku harus kembali lagi, karena aku tersesat entah ke mana. Sangat menakutkan sekali, apalagi ketika malam hari, di sana ada puluhan anjing liar yang sedang tertidur atau mengorek-ngorek sampah untuk mendapatkan makanan. Sekali anda lewat tanpa teman atau membawa kayu, anjing-anjing itu akan mengejar anda, karena merasa kawasannya telah dilewati. Belum lagi ketemu dengan pemuda-pemuda yang nakal, wah...anda bisa pulang tanpa pakaian sama sekali. Lorong-lorong yang mengerikan sekali.
Photobucket - Video and Image Hosting Photobucket - Video and Image Hosting
Aku berharap sekali dari hidup di kota Naguib ini, aku bisa mendapatkan sebuah pengalaman hidup dan dapat mengenal kebudayaan di Mesir. Aku memang suka berpetualang, suka dengan hal-hal yang sukar dan menegangkan. Sampai sat ini, aku sudah sering mengunjungi tempat-tempat pariwisata dan kota-kota yang sudah dianggap hilang, itupun harus lihat kantong dulu, apa sedang tebal atau kering. Seperti satu bulan kemarin, ketika selesai Idul Fitri, aku sebenarnya tidak ada niat untuk kemana-mana, waktu itu ada teman yang mengajakku ke Piramid, sebenarnya sudah sejak pertama kali aku berkeinginan sekali untuk melihat dari dekat salah satu bangunan dari tujuh keajaiban dunia itu. Tapi aku selalu tidak ada kesempatan, baru pada waktu itulah aku mulai mengunjungi bangunan bersejarah itu. Ternyata tiket untuk masuk ke Piramid itu tidak semahal yang kubayangkan dahulu, hanya 20 pound untuk pelajar, sedangkan 50 pound untuk Turis dan pelancong, untuk orang Mesir sendiri hanya 5 pound. Di sana aku bisa mendapatkan banyak pengalaman dan bisa mengenal kebudayaan orang lain. Aku sempat membayangkan bagaimana orang-orang Mesir membuat Piramid sebesar itu. Aku juga membayangkan bagaimana seandainya aku bisa ketemu dengan Dr. Zahi Hawas, ia seorang arkeolog (ahli purbakala) Mesir yang diberi tanggung jawab untuk meneliti, mengatur dan merawat semua hal yang berhubungan dengan keperpubakalaan. Bahkan namanya terkenal di dunia arkeolog Eropa, seperti Prancis, Amerika Serikat dan Inggris.

Tidak lama kemudian, sekitar dua hari kemudian aku bersama teman-teman serumah pergi jalan-jalan kembali ke Madinatul Qanathir, kota ini termasuk kota parawisata di Mesir. Untuk pergi ke kota itu bisa ditempuh dengan dua jalan, yang pertama lewat darat dengan menggunakan bis dari Tahrir atau Ramsis. Yang ke dua lewat sungai, bisa menggunakan kapal angkutan lewat sungai Nil. Jalan ke dua itulah yang sedang kugunakan waktu itu, karcis yang digunakan sebesar 5 pound, waktu yang ditempuh dalam perjalanan ini sekitar 2-3 jam. Untuk masuk ke kapalnya, kami harus antri bersabar dan diperiksa oleh petugas, karena tidak semua orang diperbolehkan masuk ke kapal, hanya orang-orang yang membawa keluarganya saja yang boleh masuk ke kapal. Mereka yang mau berduaan saja tidak boleh masuk ke kapal, kecuali mereka yang sudah bertunangan dengan membawa cincin atau surat dari orang tua mereka. Ditengah perjalanan antara Tahrir ke Qanathir itu, aku melihat keindahan sungai yang terawat rapi, burung-burung semacam Bangau hidup di pinggir-pinggir sungai Nil, atau kadang-kadang mereka membuat sarang di tengah-tengah sungai yang berumput tenggi.
Photobucket - Video and Image Hosting Photobucket - Video and Image Hosting Photobucket - Video and Image Hosting
Yang paling menakjubkan adalah suguhan live-ya, di atas perahu angkutan itu, aku melihat anak kecil berumur sekitar 16 tahunan sedang menari dengan diiringi tepuk tangan dari orang tua dan keluarganya. Pinggul digoyang sampai hampir mau patah, belum pernah dalam hidupku di Mesir ini melihat tari perut live seperti itu. Beberapa menit kemudian kakak perempuannya yang sudah berumur sekitar 20-an bergoyang menggantikan adiknya, tapi goyangan kakaknya ini tidak seberani goyangan adiknya tadi, walaupun goyangannya tidak kalah indahnya juga. Kami menikmati semua sajian seperti itu di kapal yang membawa kami ke Qanathir. Untuk mengisi waktu yang kosong, aku bersama teman-teman berfoto bersama pemuda-pemudi Mesir yang ada di samping kami.

Dua jam kemudian kapal berhenti di sebuah terminal Qanathir, hari itu pengunjung banyak sekali, jalan-jalan dipadati orang-orang yang sedang melakukan rekreasi liburan Hari Raya. Yang paling banyak adalah muda-mudinya. Lagu remix dari kafe-kafe di pinggir-pinggir jalan terdengar keras sekali, muda-mudi berjoget ria di dalamnya dengan penyanyi seorang laki-laki muda. Untuk masuk ke kafe-kafe itu kita hanya dipungut biaya 1 pound, itu belum makanan dan minumnya, itu hanya tiket masuknya saja. Sebenarnya hari itu aku bersama teman-teman mau mancing ikan di bendungannya, tapi itu tidak jadi kami lakukan karena kami melihat tidak ada yang memancing di sana. Kalau hari-hari biasa mungkin banyak sekali orang-orang yang sedang mancing ikan di bendungannya. Setelah Ashar kemudian kami pulang, tapi sebelum kami pulang kami akan mampir ke rumah teman kami yang ada di Madinatul Qanathir, dengan tempat pariwisata itu. Dalam perjalanan itulah aku terkejut bukan main, karena aku melihat keindahan yang luar biasa, aku melihat keindahan sungai Nil di waktu sore di atas jalan yang di bangun di atas sungai Nil. Sayang kamera yang kupegang baterainya sedang habis, jadi aku tidak bisa memotretnya. Suasananya cukup indah dan membuat orang menjadi bengong. Pengalaman-pengalaman berharga seperti itu muncul begitu saja tanpa terkirakan. Mungkin suatu saat aku akan pergi ke Qanathir lagi, aku masih belum puas untuk menjelajahinya.

24 November 2006
Baca Selanjutnya Bro..

Tuesday, October 17, 2006

Kisah di Gamaliyyah II

Kemarin hawa di Cairo mulai agak dingin, sebentar lagi musim dingin akan datang. Air yang mestinya bisa menyegarkan badan kemarin berubah dingin sekali. Bulan Ramadhan sebentar lagi akan segera habis, entah tahun depan aku bisa bertemu kembali apa tidak. Hanya do'aku semoga amal yang kukerjakan pada bulan ini diterima-Nya. Sudah dua minggu aku tidak melihat lagi gadis berkerudung putih itu, entah kemana perginya, terakhir kumelihatnya pada pertengahan bulan September. Aku merasa rindu ingin melihatnya kembali, entah penyakit apa yang menjalar ketubuhku ini. Sudah tidak bisa melihat gadis yang selama ini kuimpikan, teman-teman semuanya pergi, aku ditinggal sendirian di rumah, sepi sekali.

Siang tadi aku merasa kaget sekali, ternyata gadis yang selama ini kunanti-nanti tiba-tiba saja terlihat di samping apartemenku, kumelihatnya tanpa sengaja ketika aku sedang bosan di dalam rumah, waktu itu aku sedang membuka jendela apartemanku yang sebelah Timur, pas ketika kubuka jendela itu, eh... gadis itu ternyata berada di dalam apartemen samping apartemenku, ia juga lagi membuka jendela. Padahal setahuku ia bertempat di apartemen sebelah Barat apartemenku, lumayan jauh juga. Entah angin apa yang membawanya datang dan berada di situ, setelah tahu seperti itu, secara langsung jendela kamarku kututup kembali. Dari celah-celah daun jendela itu kuintip sejenak dirinya, tapi baru saja kumelihatnya daun pintu jendelanya segera ditutup kembali. Kasihan sekali diriku, sudah hati dek-dekan ketika melihatnya kembali, eh... malah sekarang kukehilangan dirinya lagi.

Sore itu aku duduk di depan komputer sambil menulis makalah untuk presentasiku minggu depan, sudah tiga hari aku duduk di depan komputer sambil pencet sana sini. Hasilnya masih baru sembilan halaman, padahal makalah itu harus ditulis minimal lima belas halaman, masih butuh sekitar tujuh halaman lagi. Tiba-tiba ada suara pintu diketuk, entah siapa yang mengetuk pintu dengan keras itu. Mungkin Madam Najwah yang sedang mengetuk pintu, hanya orang Mesir saja yang mampu negetuk pintu dengan keras seperti itu. Kalau temen-teman tidaklah mungkin, karena mereka tidak akan pernah negetuk pintu ketika pulang ke rumah, mereka akan langsung nyelonong masuk saja.

"Min...barroh?*" tanyaku dengan keras sebelum membula pintu.
"Ana..." jawabnya singkat.
Ternyata bukan Madam Najwah, entah siapa di luar sana, yang jelas suaranya seorang perempuan, mungkin saja Syaima' putri Madam Najwah. Kubuka pintu sedikit demi sedikit, hampir saja kuberteriak kaget ketika kumelihat siapa yang sedang berdiri di luar. Ternyata gadis berkerudung putih itu yang datang dengan membawa Kinafah** di tangan kanannya. Aku berdiri mematung tidak mampu berucap lagi.
"Ini Kinafah dari Bibi Najwah" ia menyodorkan Kinafah itu kepadaku yang masih mematung tidak bersuara.
"Oh...iya..iya..." kataku hampir terputus-putus.
Kuambil sepiring Kinafah yang terlihat lezat dan manis itu dari tangannya yang putih.
"Nona!, tolong tunggu sebentar, piringanya akan kucuci sebentar" kataku sudah tidak gugup lagi, ketika ia mau beranjak meninggalkanku.
Akhirnya ia kembali lagi, ia menunggu di depan pintu sambil melihat ke dalam rumah. Setelah selesai mengganti temapat, piring dari kaca putih itu segera kucuci denagn bersih, terus terang aku tidak mau barang-barang orang lain menjadi penjagaanku, karena aku takut tidak bisa menerima amanah orang lain, walaupun itu hanya piring yang mungkin tidak begitu mahal.
"Oh...maaf nona, nona siapa? dan kenapa nona yang mengantarkan Kinafah itu, bukannya Madam sendiri atau Adik Syaima'?" tanyaku untuk sedikit memulai perkenalanku, ini adalah peluang emasku untuk mengetahui namanya dan kalau boleh tahu nanti aku akan mendapatkan penjelasan di mana sebenarnya apartemennya.
"Saya keponakannya, Bibi lagi sibuk, begitu juga Adik Syaima'. Sudah berapa hari tinggal di sini?"
"Ini dia kesempatanku" kataku di dalam hati.
"Kami baru satu bulan tinggal di sini, nona siapa namanya?" tanyaku kembali.
"Oh ya...sampai lupa memperkenalkan diri, nama saya Salwah, kalau kamu?"
"Saya Angga al-Fannani"
"El-Fannani?" tanyanya agak menekan aksen.
"Ya, memangnya kenapa?"
"Ngak...ngak apa-apa, bagus"
"Tinggal di bawah?" pancingku.
"Tinggal di sebelah sana" katanya sambil menunjuk ke arah sebelah kanan apartemenku.
"Oh...kok jarang lihat"
"Baru saja balik dari rumah, hmm...saya turun dulu ya, selamat bertemu lagi" katanya sambil langsung menelusuri jalan tanpa menunggu jawabanku. Aku hanya bisa mengangkat kedua bahu mengiyakannya.
* Siapa di luar
** Manisan yang terbuat dari tepung dicampur dengan madu, biasanya dimakan dan dibuat ketika bulan Ramdhan
Ghamaliyyah, 05 Oktober 2006
Baca Selanjutnya Bro..

Friday, September 29, 2006

Kisah Di Gamalaiyyah

Sudah satu minggu ini aku menatap kearah jalan, berharap dari arah barat akan datang sesosok gadis manis berkerudung putih. Hampir setiap pagi kira-kira jam delapan aku mengintai dari balik jendela hanya sekedar untuk melihatnya. Aku ingat benar pada awal kali ketika kumelihatnya berjalan di tengah jalan dengan gemulai, pada waktu itulah awal kalinya kuinjakkan kakiku di daerah yang biasa dikenal dengan sebutan "Gamaliyah" atau kalau orang Mesir menamainya daerah "Khan El Khalily" atau ada yang menamainya daerah al-Azhar atau lagi daerah Husain, aku tidak tahu kenapa begitu banyak nama bagi tempat ini dan dari mana saja batas-batasan untuk nama-nama itu, tidak seperti di Indonesia yang setiap daerah mempunyai batasan tersendiri entah dengan menancapnya gerbang besar atau hanya sebuah patokan yang diberi nama.

Di Mesir kita tidak akan pernah menemui itu, kecuali untuk batasan kota-kota besar saja. Orang yang hidup di daerah ini biasanya mengatakan kepada orang-orang atau turis-turis yang baru datang ke tempat ini dengan berkata "selamat datang di tempat yang paling bagus di Mesir", kata-kata itu cukup sombong juga, padahal kalau dilihat dengan mata, kita tidak akan pernah menemukan suatu keindahan atau kebagusan di tempat ini. Daerah Gamaliyah berada di samping universitas al-Azhar, tepatnya sebuh daerah dengan bangunan-bangunan yang telah usang dimakan oleh waktu yang terletak di belakang masjid Husain. Masjid ini dinamakan masjid Husain, karena di dalamnya terdapat makam sayyidina Husain bin Ali cucu nabi Muhammad saw.

Tentang kebenaran dan tidaknya memang perlu diteliti lagi, tapi orang-orang Mesir yakin bahwa jasad sebuah kepala milik sayyidina Husain benar-benar dimakamkan di masjid itu. Masjid ini sering dikunjungi penjiarah, khususnya pada bulan ramadhan dan hari-hari khusus syi'ah. Di masjid inilah biasanya terjadi pertemuan-pertemuan bagi kaum syi'ah atau sekelompok golongan yang sangat mencintai dan menghormati sayyidina Ali ra. Hampir setiap hari tempat ini dikunjungi oleh turis dari berbagai negara, daerah Gamaliah sendiri adalah daerah pertama kali yang didirikan oleh kahlifah Fatimiyyin yang pernah berada di Mesir selama berabad-abad, daerah inilah yang menjadi kota sekaligus dibangun benteng yang melingkari daerah ini dari serangan dan gencatan musuh, di tengah-tengah kota Gamaliyah yang menjadi ibu kota pertama khilafah Fatimiyyin itu dibangun sebuah masjid yang pertama kali di Mesir, masjid itu tetap kokoh dan kuat walaupun umurnya sudah berabad-abad, masjid itu adalah masjid al-Azhar, masjid al-Azhar dibangun atas dasar prakarsa panglima Jauhar as-Stiqily, pada hari Sabtu bulan Jumadil 'Ula tahun 359 H dan dua tahun kemudian tepatnya pada bulan Ramadhan tahun 361 H (Juni-Juli 972 M) mulai dibuat shalat berjama'ah dan selanjutnya dalam berkembangnya waktu masjid al-Azhar tidak hanya dibuat shalat saja, akan tetapi dibuat untuk mengaji dan belajar mengajar ilmu fikhi dan syari'ah, semua syaikh diambil dari luar oleh raja khilafah Fatimiyyin. Menteri Ya'qub bin Kals adalah orang pertama kali yang mempunyai pemikiran tentang masjid al-Azhar untuk dibuat sebagai tempat belajar mengajar, selanjutnya Menteri Ya'qub sendiri dengan izin kalifah Aziz Billah tahun 378 H/988 M mengambil fukaha' yang berjumlah sekitar 37 orang untuk mengajar setiap hari Jum'ah sampai Ashar pelajaran fikhi dan syari'ah, 37 ahli fikhi itu dikepalai oleh seorang syaikh yang bernama syaikh Uqbah bin Ya'qub.

Tidak lama kemudian setelah sekitar setengah jam aku menunggu dari jendela, gadis dengan memakai kerudung putih, bajuh pink keputih-putihan dan dengan celana putih juga itu keluar dari apartemen sebelahku, ia berjalan layaknya ratu. Kulihat terus hingga tubuhnya tidak terlihat lagi, tubuh indah itu hilang di sebuah gang di depan apartemenku. Dengan agak kecewa karena hanya sekilas saja aku bisa melihatnya, kududukkan kembali badanku yang sejak tadi berdiri, baru sekarang kumerasa capek karena lama berdiri. Sampai sekarang aku masih belum tahu siapa gadis itu dan bahkan namanya pun tidak kuketahui. Setelah agak lama bermalas-malasan di atas tempat tidur, kuberdiri dan mengambil handuk untuk mandi stelah itu pergi ke kampus, hari ini adalah hari pertama kegiatan belajar mengajar akan dimulai setelah sekitar tiga bulan libur musim panas. Liburan yang cukup panjang dan membosankan, karena setiap hari hanya bisa menonton film saja, mau keluar tidak punya uang, terpaksa selama tiga bulan itu aku tidak ke mana-mana, hanya berdiam diri di dalam kamar sambil bercanda dengan komputer yang tidak pernah bergerak itu. Baru sekilas inilah aku mendapatkan sebuah keindahan di Gamalayah, seorang gadis Mesir yang entah menggugah semua inspirasiku, juga membuatku bertanya-tany, karena gadis itu sangat beda dengan gadis-gadis Mesir pada umumnya.


Gamaliyyah, 28 September 2006

Baca Selanjutnya Bro..

Saturday, September 16, 2006

Gadis di Pinggir Mobil

Kupandangi lekat tubuh yang indah itu
Penuh dengan getaran sanubari yang membisu
Pandangan itu menusuk seperti sembilu
Langit tampak kelam setelah itu

Oh...gadis di pinggir mobil berwarna biru
Betapa hatiku telah luluh lantah ketika melihat dirimu
Begitu indah, sempurna garapan ilahi
Bibir bergetar sambil bertahmid memuji

Kurangkai kata-kata yang tak berarti
Untuk melukis getaran hebat di mata sang kekasih
Kucoba bersenandung seraya memuji
Kecantikan makhluk ilahi rabbi

Angin pun ikut berlomba bersama kami
Para pemuja rahasia-rahasia cinta ilahi
Bersamaan suka derita sepanjang hari

Cairo, 15 September 2006 Baca Selanjutnya Bro..

Friday, August 04, 2006

Keabsahan Sastra

Keabsahan Sastra
Pada zaman pra-Islam


Pada saat ini sastra, budaya dan seni pada zaman pra-islam telah diteliti dan menjadi sebuah penelitian yang sangat menakjubkan, karena tidak sedikit ahli bahasa yang memperkirakan ketidak adaan sastra pada zaman itu, diantaranya adalah sesuai faham-faham orang Barat yang diikuti oleh Dr. Thaha Husain sebagai pembesar ahli bahasa di abad ke-19, sebagai abad keemasan perkembangan sastra modern. Dr. Thaha Husain mengikuti teori para peneliti sastra dan bahasa Barat, seperti Deckareth, Goethe, Margelius, Newldcah dan Allord. Untuk meneliti kembali faham-faham mereka tentang sastra di masa pra-Islam, kita perlu menengok kembali sekitar 150 atau 200 tahun sebelum Islam datang, untuk mencari bukti-bukti di masa itu tidaklah semudah kita membalikkan telapak tangan, karena disamping begitu jauh jarak masa antara masa kita dengannya, juga karena bukti-bukti itu banyak yang sudah hilang. Diantara faham yang diikuti oleh Dr. Thaha Husain tentang kedudukan sastra di masa pra-islam adalah tentang kebenaran syair-syair pra-Islam, ia berpendapat bahwa syair-syair pra-Islam yang sekarang masih ada dan bisa kita nikmati adalah bukan karya mereka, akan tetapi karya orang-orang pada zaman Islam sendiri. Dr. Thaha Husain sendiri menyatakan dalam bukunya “Fi Adabil Jahily (Sejarah sastra pra-Islam)” dengan komentar yang membuat panas dunia keilmuan, ia berkomentar begini”Pada dasarnya, Al-Qur’an adalah sebagai cermin bagi kehidupan pada zaman pra-Islam, masalah ini sangat jarang kita dengar dan tidak menutup kemungkinan kita bisa memahaminya lebih lanjut. Kita bisa melihat banyak orang yang takjub dengannya ketika sedang membaca dan mempelajarinya, karena di dalamnya penuh dengan keindahan sastra, bahkan tak segan-segan orang-orang Arab pada saat itu berdebat dengan Nabi, hingga saat ini Al Qur’an menjadi sebuah bahan perdebatan yang sangat hangat dan dengan sengit antara orang Islam sendiri atau lintas agama. Bahkan mungkin kita akan menyakininya bahwa Al-Qur’an adalah baru, semuanya ditulis oleh orang Arab dan dibuat dengan bahasa dan dengan bentuk keindahan-keindahan sastra mereka sendiri. Di Al Qur’an juga diterangkan tentang agama-agama selain Islam yang dianggap sebagai agama yang salah, begitu juga tentang perbedaan suku dalam Arab..”. Dari konsep Dr. Thaha Husain itu kita bisa mengetahui alur pemikirannya yang berbeda dengan ulama’-ulama’ zaman dahulu, bahkan ia beranggapan Al Qur’an adalah baru, berbeda dengan anggapan-anggapan dan keyakinan-keyakinan Ahlus Salaf.

Semua ini tidaklah lain karena dilihat dari segi sastra, kita bisa berbeda pendapat dalam hal apapun, ketika kita berbeda cara memandangnya. Dari konsep itu juga kita bisa memahaminya, bahwa Dr. Thaha Husain menganggap bahwa kehidupan pada zaman pra-Islam dengan kehidupan yang digambarkan di dalam Al Qur’an tidak sama, ada beberapa titik perbedaannya. Dengan ini juga secara otomatis berbeda dengan yang digambarkan di syair-syair pada zaman pra-Islam. Dr. Thaha Husain ternyata sudah melihat pada ketiga sisi itu, dari sisi Al-Qur’an, sejarah zaman pra-Islam dan syair-syairnya, ia ingin tahu dan memang sudah tahu perbedaan masing-masing. Contoh yang nyata yang diambil Dr. Thaha Husain untuk memperkuat argumennya adalah pada masalah perbedaan suku dan bahasa di Benua Arab, kita ketahui bahwa orang Arab sendiri terdiri dari berbagai macam suku, budaya dan bahasa, sekarang pertanyaanya adalah kenapa di dalam syair-syair pra-Islam kita tidak melihat perbedaan itu?, akan tetapi di Al Qur’an kita bisa melihat perbedaan itu. Mungkin pertanyaan inilah yang mempengaruhi daya berfikir Dr. Thaha Husain, dalam melihat sejarah bangsa dan sastranya. Kita bisa melihat di dalamnya terdapat berbagai suku, setiap suku mempunyai bahasa masing-masing, seperti suku Thamim dengan Mudhar, begitu juga bahasa, bahasa arab Selatan dan Utara juga berbeda, kenapa di dalam syair-syairnya kita tidak bisa menemukan perbedaan itu?. Seandainya penulis bisa bertemu Dr. Thaha Husain, mungkin akan mengajukan satu pertanyaan dasar buatnya, apakah Dr. Thaha Husain sudah melihat kebudayaan bangsa Indonesia yang bermacam-macam?. Dengan pertanyaan itu penulis yakin bisa sedikit menyelesaikan konflik yang memanjang sampai sekarang ini.

Di Indonesia yang terdiri dari berbagai suku dan ras, sangat memungkinkan untuk bersatu, bahkan setiap suku mempunyai bahasa sendiri-sendiri, kita ambil saja bahasa Jawa dengan bahasa Minang, kedua suku itu mempunyai bahasa yang berbeda, belum suku-suku yang lainnya. Perbedaan bahasa di Indonesia bisa disatukan dengan Bahasa Persatuan Indonesia, begitu juga yang terjadi di dalam tubuh bangsa Arab sendiri, dari berbagai bahasa yang ada di Benua Arab itu, hanya satu bahasa yang diambil untuk dijadikan bahasa pemersatu, yaitu bahasa Quraisy. Para ahli bahasa Arab telah menyepakati, bahwa bahasa yang digunakan untuk mempersatukan seluruh bangsa di Benua Arab adalah bahasa suku Quraisy, karena bangsa Quraisy memiliki strategi yang memungkinkan dalam hal politik, ekonomi dan kebudayaan, bangsa atau suku Quraisy dianggap sebagai suku paling mulia. Berbagai aset yang membuat mereka mulia di mata lainnya adalah karena adanya Ka’bah, pasar Ukkadz (sebagai pasar sastra pada zaman itu), jalur perdagangan yang menguntungkan dan pasar dagang yang paling banyak dkunjungi oleh luar bangsa Arab. Sehingga hampir seluruh kebutuhan hidup bisa didapatkan di daerah Quraisy. Faktor terpenting yang dapat membuat mereka lebih mulia dari lainnya adalah pasar sastra Ukkadz-nya, di sana tempat para penyair membacakan sayairnya, tempat lomba syair dan pantun, tempat musyawarah syair, dan tempat para ahli sastra meriwayatkan sastra baik sayir atau prosa secara lisan ke lisan.

Pasar 'Ukkadz telah menjadi pasar favorit di daratan Arab, sehingga para penyair dari berbagai suku bermunculan untuk membacakan syair mereka di sana, tentunya syairnya dalam bentuk bahasa yang bisa dipahami oleh sekitarnya, bahasa yang bisa dipahami, mudah dan sudah dikenal adalah bahasa Quraisy. Dari sinilah kenapa syair-syair pra-Islam hanya berbentuk satu bahasa saja, tidak mencerminkan multi-bahasa. Seperti dalam bahasa ‘Amiyah Mesir yang saat ini menjadi bahasa ‘Amiyah seluruh kawasan Arab. Ini bisa dilihat pada penyanyi-penyanyi Arab yang memakai bahasa pemersatu selain bahasa Arab Fushah, yaitu bahasa Amiyah Mesir, baik di Mesir sendiri atau di negara-negara lainnya, seperti Libanon, Libya, Tunis dan Maroco. Semua ini bisa dijadikan bahan perbandingan untuk masa lalu. Sebagian budaya Arab pra-Islam masih bisa kita temukan di zaman kita ini. Perbandingan budaya antara masa satu dengan lainya, antara budaya yang satu dengan yang lainnya sangat memungkinkan untuk mendapatkan jawaban bagi sebuah pertanyaan atau sebuak problem, karena penulis kira tidak semua kebudayaan selalu bertentangan, ada kadang-kadang yang semakin berhubungan dan mempunyai keeratan, seperti halnya kebudayaan bangsa Indonesia dengan bangsa Arab yang mempunyai suku dan bahasa yang doble, keduanya mempunyai bahasa pemersatu sendiri yang dijadikan sebagai alat pemersatu berbagai suku dan kebudayaan itu. Jadi konsep yang dikemukakan oleh Dr. Thaha Husain tentang masalah-masalah sastra masih perlu dikaji ulang, masih perlu membandingkan peradaban yang lainnya.

Setelah kita mengetahui beberapa masalah tadi, kita coba melihat sebab-sebab Dr. Thaha Husain mengikuti konsep-konsep orang Barat itu, diantaranya adalah:

1-Di dalam syair-syair pra-Islam tidak ada penjelasan tentang masalah politik, agama, ekonomi dan pemikiran bangsa Arab pra-Islam secara hakikatnya seperti yang diterangkan di dalam Al-Qur’an.
2-Di dalamnya tidak terdapat perbedaan ejaan atau bahasa.

Diantara konsep-konsep yang membuat perdebatan dikalangan ahli bahasa sendiri itu juga membawa beberapa justivikasi, justivikasi ini sesuai yang dikatakan oleh Prof. Dr. Muhammad Ahmad Al Ghamrawi:

1-Konsep-konsep yang dikeluarkan oleh ahli bahasa Barat membawa perdebatan yang bermanfaat bagi perkembangan sastra Arab sendiri.
2-Konsep Barat diambil dari Filosofis-filosofis di Eropa.

Dengan hasil penelitian yang dilakukan di Prancis hingga saat ini, sastra arab telah berkembang begitu pesat, bahkan mulai dikembangkan di negara Prancis. Bahkan perkembangan sastra arab di sana lebih pesat dari pada di Arab sendiri, ini bisa dilihat dari para ahli bahasa yang dikeluarkan dari universita-universitas di sana, alur pemikirannya lebih obyektif dari pada ahli bahasa arab yang belajar di Arab sendiri. Dr. Thaha Husain sebagai peletak pertama bagi pondasi-pondasi alur pemikiran tentang sastra arab yang sampai saat ini konsep-konsepnya dikaji berjuta-juta orang di dunia.

Cairo, 06 Juli 2006
Baca Selanjutnya Bro..

Monday, July 24, 2006

Gara-gara Jerawat

Dari hari kehari diriku semakin kalah dengan waktu, sudah berapa waktu yang telah aku buang dengan sia-sia, kali ini aku ingin sekali bercerita tentang keadaanku baru-baru ini. Selama ini aku tidak berani menatap muka harimau, tidak punya keinginan yang terlalu tinggi. Sebulan yang lalu aku diberi amanat oleh SENAT MAHASISWA FAKULTAS BAHASA ARAB (SEMA-FBA) Kairo Mesir dan DPP-PERSATUAN PELAJAR dan MAHASISWA INDONESIA (PPMI) cabang MESIR untuk menunaikan sebuah acara yang diberi nama “PELATIHAN BAHASA ARAB”, aku ditunjuk oleh Ketua Senat sebagai ketua acara itu, acara ini bias dibilang yang pertama di lingkungan mahasiswa Indonesia di Mesir, karena acara yang dilaksanakan dua hari pada tanggal 11-12 Juli 2006 ini semuanya memakai bahasa Arab, dari awal tentative acara sampai akhir acara, tentu sangat berbeda dengan acara-acara yang diadakan di Mesir oleh mahasiswa Indonesia pada umumnya. Dua hari itu sangat enjoy, karena acara cukup berjalan lancer, hanya ada beberapa hambatan saja, kita sebagai panitia tidak punya acuan acara pada sebelumnya.

Yang seru adalah tentang diriku sendiri, selama ini aku banyak diam di rumah sangat jarang keluar, paling-paling kalau sedang keluar larinya ke GAMAJATIM (Keluarga Masyarakat Jawa Timur) saja, kalau bercerita tentang pengalaman organisasiku, aku bisa katakan tidak pernah berkiprah dalam struktur organisasi baik di Indonesia ataupun di Mesir, tapi untuk satu tahun ini aku sudah banyak aktif di berbagai ORMAS di Mesir. Yang membuatku ingin tertawa adalah aku di pilih menjadi ketua acara ini, padahal menjadi ketua dalam organisasi belum pernah aku sandang, jadi pengalaman menjadi ketua belum pernah aku dapatkan, sehingga dalam bekerja aku tidak bisa bekerja dengan maksimal, bisa dibayangkan acaranya tidak cukup baik juga. Tapi aku sangat bersyukur, karena teman-teman yang lebih berpengalaman mau membantu dengan ikhlas, jadi acara lumayan asyik dan lancar. Setelah acara selesai dan kami rapat terakhir, akhirnya menyatakan bahwa LPJ diadakan pada tanggal 22 Juli 2006 di Hadiqatul Atfal (Taman bermain untuk anak-anak). Pada tanggal itu aku datang dengan muka bahagia dan ceria, karena semua urusan hampir selesai dan tanggung jawabku semakin ringan saja, sore itu semua panitia berkumpul di sebuah taman yang lumayan asri dan enak, tentunya panitianya tidak hanya laki-laki saja kan, ada ceweknya juga, Cuma sampai sekarang aku masih phobia dengan makhluk yang bernama “cewek”, entah kenapa aku begitu takut jika berhadapan dengan mereka, tidak hanya di Mesir ini, tapi penyakitku ini sejak berada di Indonesia dan sampai sekarang tidak pernah hilang.

Di bawah langit yang cerah, angin cukup sejuk walaupun kadang-kadang masih mengeluarkan hawa panasnya, ditambah alas rerumputan yang menghijau aku duduk bersila, semuanya duduk melingkar dengan manis. Sebelum acara dimulai, karena masih menunggu kedatangan ketua Senat dan Bapak Presiden PPMI, maka waktu itu digunakan untuk perkenalan antar satu dengan yang lainnya, disela-sela perkenalan itu ada temanku yang berbicara tanpa mera berdosa kepadaku dengan agak lirah “Wah Pak Ketua punya jerawat besar tuh!!!, kira-kira lagi mikirin siapa ya????”, mendengar pertanyaan itu mukaku jadi merah padam karena malu, pada dasarnya pertanyaan itu juga sudah pernah dilontarkan kepadaku oleh teman yang lainnya sebelum acara LPJ ini, tapi tidak pernah aku merasakan malu seperti ini, karena pada waktu itu aku tidak berada diantara cewek-cewek. Kontan beberapa teman yang mendengar itu menyambung dengan perkataan yang membuiatku tak mampu mengangkat kepala lagi “Jangan-jangan lagi jatuh cinta nih? Sama siapa sih?”, mati deh gue............ Pertanyaan itu hanya aku jawab dengan cengar-cengir ingin tak menanggapinya, lama kelamaan semuanya diam tak berbicara lagi, tal lama kemudian orang yang ditunggu-tunggu datang dan kita lanjutkan acara LPJ-nya sampai Maghrib baru selesai. Masih dalam perjalanan pulang bersama Pak Presiden dan teman-teman jahil itu, di dalam Taksi ia masih menggodaku dengan pertanyaan itu lagi, wah karuan aja aku semakin tambah sewot, apalagi tidak ada ceweknya lagi. Tapi belum menjawab Pak Presiden ngangkat suara juga, ia ngomong begini “Wah....kalau begitu tahun depan kita pisah saja acaranya ya...” aku tak tahan lagi akhirnya angkat bicara juga “Itu bagus, biar saya semakin enjoy...” mendengar jawabanku semuanya tertawa terbahak-bahak sambil mendengarkan Pak Sopir yang lagi berpidato katanya bensin di Mesir mahal. Dalam perjalanan pulang itu aku sempat berfikir juga, apa sih hubungan jerawat dengan pacaran atau cinta?, aku kira itu tidak masuk akal gitu atau dalam bahasa Mesirnya Musy Maul. Aku terus berfikir, apalagi jerawatku tambah beranak satu terus tambah besar, gimana menghilangkannya ya....????atau aku harus menghilangkan rasa cinta ini, memang sekarang lagi mikirin si dia sih....(siapa ya...???).

Cairo, 24 Juli 2006


Baca Selanjutnya Bro..

Wednesday, July 19, 2006

SEJARAH SASTRA PRA-ISLAM

SEJARAH SASTRA PRA-ISLAM

Bangsa Arab berada pada ujung selatan benua Asia, atau yang sekarang dikenal dengan benua arab, karena air mengalir dari tiga arah, yaitu arah timur dari sungai furath dan sebagian dari samudra India. Begitu juga dari arah selatan mengalir dari samudra India langsung, adapun dari barat mengalir air dari laut merah. Sedangkan dari arah utara dibatasi oleh Surya. Orang-orang arab pada zaman dahulu membagi negerinya menjadi lima bagian besar atau lima distrik, yaitu :Tahamah, Hijaz, Najd, ‘Arudh, dan Yaman. Pembagian lima daerah ini berdasarkan pada tata letak gunung Sarrah. Sejak zaman dahulu daerah arab terkenal dengan daerahnya yang tidak bersahabat, kondisi geografisnya penuh dengan padang pasir sahara. Tapi diantara sekian daerah itu ada satu daerah yang paling subur yaitu di daerah Yaman, bahkan orang-orang arab pada zaman dulu menyebut daerah ini sebagai ¬Yaman Al Khadra’ atau Yaman yang hijau, ini semua karena berbagai tumbuhan yang mestinya tidak bisa tumbuh di daerah arab lainya bisa tumbuh di daerah Yaman. Daerahnya penuh dengan tumbuhan dan rerumputan yang dapat menggemukkan ternak mereka.

Sebagian peneliti membagi orang arab menjadi dua bagian, yaitu orang Arab asli dan selain orang indo-arab yang menetap di daerah arab. Akan tetapi yang paling terkenal adalah orang arab dibagi menjadi tiga bagian, yaitu :
- Orang arab yang telah musnah, hanya bekasnya saja yang bisa kita temukan. Seperti suku Thasm, Jadis, ‘Adh, Stamud, ‘Amliq, dan ‘Abdu Dhakm. Bekas-bekasnya masih ada sampai sekarang seperti bangunan-bangunannya atau hanya namanya saja yang bisa kita dengarkan.
- Orang arab asli (‘Aribah). Mereka adalah keturunan Yu’rab bin Qihthan Abul Arab Al Aribah dan bapak dari orang-orang Yaman. Mereka masih hidup sampai sekarang di negeri Yaman, adapaun suku yang terkenal adlah suku Kahlan dan Hamir.
- Orang indo-arab (Al Musta’ribah) yang masih menetap di daerah arab padang pasir. Mereka adalah keturunan dari Nabi Ismail bin Ibrahim Alaihis Salam. Disebut dengan Ismailliyyin atau Adnaniyyin, diantara suku mereka yang terkenal adalah suku Rabi’ah, Mudhar, Iyyad, dan Anmar.

Selain pembagian diatas, masih terdapat lagi pembagian berdasarkan kebudayaa. Sudah sejak dahulu orang-orang arab membaginya menjadi dua bagian yaitu; bangsa arab yang sudah mempunyai kebudayaan yang modern, mereka sudah mampu membuat rumah paten dan hidup menetap di suatu tempat yang telah mereka sepakati bersama. Mereka sudah mempunyai kebudayaan dan adat istiadat sendiri. Sedangkan pembagian yang kedua adalah orang-orang arab baduwy yang hidupnya selalu berpindah-pindah (nomeden). Mereka berpindah dari tempat satu ke tempat yang lainnya untuk mencari rerumputan dan minuman untuk ternak mereka, mereka tidak bisa menetap pada suatu temapat, alam yang gersang dan hewan yang ganas telah menjadi teman mereka. Bahkan hidup mereka semakin antic dengan persahabatannya dengan alam yang ganas. Orang-orang baduwi terkenal dengan kefasihannya, dari mulut mereka keluar berlian-berlian keindahan kata-kata yang sagat menarik. Hingga saat ini bahasa-bahasa mereka yang menarik telah dijadikan dalam bentuk syair-syair dan lainnya.

Bahasa Fushah Menjadi Bahasa Pemersatu Di Dataran Arab

Sejak dulu bahasa menjadi masalah pokok dalam kehidupan manusia, dengan bahasa manusia akan mampu berinteraksi dan berhubungan dengan lainnya. Bahasa arab adalah salah satu dari bahasa Semith yang masih ada sampai sekarang, yang dimaksud dengan bahasa Semith adalah bahasa yang digunakan oleh semua keturunan Nabi Syam bin Nuh alaaihis salam. Para ahli bahasa berbeda pendapat dalam menentukan siapa dan bahasa mana yang fushah diantara bahasa arab yang begitu banyak itu. Mereka berpendapat bahwa orang yang pertama kali melafadzkan bahasa arab adalah Nabi Adam Alaihis salam, akan tetapi pendapat ini ditentang oleh Ibn Salam. Ia berpendapat orang pertama kali yang berbicara dengan menggunakan bahasa arab adalah Yu’rab bin Qihthan. Yunus An Nahwi berpendapat bahwa orang yang pertama kali berbicara dengan bahasa arab adalah Nabi Ismail bin Ibrahim Alaihimas salam. Diantara ketiga pendapat ini hanya dua pendapat yang kuat, yaitu pendapat kedua dan ketiga, akan tetapi pendapat ketiga mempunyai kelemahan yang mendasar, mana mungkin orang yang baru masuk ke suatu daerah menjadi seorang yang pertama kali berbicara menggunakan bahasa orang yang sudah menetap lama di tempat itu. Akhirnya ahli bahasa menyepakati pendapat yang kedua yaitu pertama kali yang menggunakan bahasa arab adalah Yu’rab Bin Qihthan Abul Arab. Diantara dua bahasa arab yang digunakan oleh keturunan Yu’rab bin Qihthan dan Nabi Ismail bin Ibrahim itu para ahli bahasa meneliti perbedaan antara bahasa yang digunakan dibelahan selatan dan utara. Terdapat perbedaan yang mendasar diantara keduanya, titik mendasar itu dapat dilihat dari perbedaan ejaan (spelling), nahwu, dan perbedaan bahasa.

- Perbedaan ejaan (Spelling) : seperti kalimat (كلبة) diucapkan di Yaman dengan menggunakan Ta’ Marbutho, sedangkan di Hijaz (selatan) dengan Ta’ Maftihah (كلبت).
- Perbedaan Nahwu (Gramadial) : pergantian Nun Tanwin dengan Mim, seperti kalimat (نعمة) diucapkan di Yaman dengan menggunakan Nun Tanwin, adapun di Arab selatan (Hamiriyyah) diucapkan dengan menambah Mim (نعمتم).
- Perbedaan Lughawiyyah : Seperti mengucapkan Alif (افعل ) diucapkan di Arab selatan (hamiriyyah) dengan mengganti huruf Alif dengan Ha’ (هفعل). Sedangkan di Yaman masih tetap terucap dengan menggunakan Alif.
Cairo, 20 Juli 2006
Baca Selanjutnya Bro..

Sunday, July 16, 2006

Wanita......!!!

wanita.......!!!
Berapa kali aku harus menyakinkanmu
Sekali itu engkau tidak mempercayaiku
Engkau telah menyakiti hatiku
Walau aku tahu....!!!
Hukum agama melarangku
Walau aku harus menerjang tembok besi aturan-Nya
Walau aku tahu aku telah mendustai guruku
Kamu tahu untuk apa semua itu?
Kamu harus tahu!!!
Dosa kita sudah begitu banyak
Kesalaham kita sudah melampaui batas
Tapi,......
Engkau masih bisa tersenyum
Engkau tidak faham dengan ajakan baikku
Engkau malah mencibir diriku
Wanita....!!!
Engkau anggap diriku sampah belaka
Engkau anggap ucapanku hanya angin
Engkau tidak menyukai karena-Nya
Wanita....!!!
Seandainya engkau memahamiku
Insyaallah hidup akan lebih indah
Tapi,.....
Kenyataannya engkau hanya sebuah api saja
Telah membakar semua isi dunia
Menghalalkan semua cara
Bahkan agama tak lagi engkau jamah
Cairo, 15 Juli 2006
Baca Selanjutnya Bro..

Monday, July 03, 2006

Jalan-jalan ke Syubra El Kheima

Selama hampir satu bulan aku digodog dengan ujian yang menjemuhkan, saat-saat yang kutunggu-tunggu telah datang, sebuah liburan panjang yang mengasyikkan. Liburan panas selama kurang lebih tiga bulan lamanya akan aku isi dengan tour atau kegiatan-kegiatan yang lainnya, saat ini aku sedang sibuk menyelesaikan semua tulisanku yang sudah lama terbengkalai oleh waktu belajar, baru kali ini aku merasakan diriku flay terbebas dari segalanya, saat ini aku baru menyelesaikan seratus halaman, kira-kira perlu seratus halaman lagi untuk menyelesaikan semua tulisanku itu. Saat ini aku masih mencari tema dan ide, memang jemuh kalau kita hanya bisa diam di rumah sambil menatap komputer yang tak bergerak itu, kita perlu sedikit jalan-jalan untuk mendapatkan ide yang lebih baik. Dua minggu yang lalu aku pergi ke Syubra El Kheima untuk mengantarkan temanku beli kristal di Asfour sebuah salah satu toko plus pabrik kristal terbesar kedua di dunia yang berada di Syubra setelah pabrik kristal di Italy. Ketika aku bersama teman-teman di sana, aku ingat salah satu novelnya Mas Habiburrahman "Ayat-Ayat Cinta", setting yang digarap di novel itu berada di Syubra juga, memang sih hampir sama dengan yang digambarkan di novel itu. Keadaan penduduk dan tentang Al Qur'annya yang bisa dibilang nomor satu di Mesir, kita akan bisa mendengarkan di masjid-masjid bacaan Qira;ah Sab'ah di sana, tidak di tempat lain seperi di kota Cairo atau lainnya yang hanya menggunakan satu bacaan saja. Seperti yang kurasakan seperti kemarin itu, aku shalat jama'ah Maghrib di sebuah masjid dekat dengan Asfour dan mendengarkan lantunan bacaan Al Qur'an dalam bentuk delapan madzab, keren sekali, aku coba tanya juga tentang sekolah Al Qur'an di sana, katanya sih sekarang harus membayar untuk sekolah di pondok Al qur'annya. Tapi banyak juga anak Indonesia saat ini yang lagi ngafalkan Al Qur'an di Syubara, mungkin karena dapat sugesti dari ayat-ayat cinta kali.
Ngomong-ngomong tentang hafalan Al-Qur'an aku jadi ingat salah satu syaikhku yang termasuk guru Syubra juga, aku ingat beberapa bulan lalu aku tidak ikut ujian hafalan Al Qur'an terakhir, sekarang sudah mulai menghafalkan Al Qur'an kembali setelah sekitar sebulan setengah diberhentikan karena ujian, aku malu pada beliau, belum tahu nanti kalau aku ketemu sama beliau, pasti aku kena marah dech!!!. Diantara para muridnya itu akulah yang paling bandel, sudah hafalanya paling dikit, juga ngak kuat lagi. Tapi ada manfaatnya juga lho...aku jadi disayang ama beliau he...he...he... Kalau hafalan Al Qur'an ama beliau aku selalu di suruh mengulang dua kali, kenapa? karena banyak yang salah.....hingga aku pernah didekapnya sampai aku tidak bisa bernafas, kenapa? karena lagi-lagi aku tak mampu mengingat hafalanku. Jadi beliau mencontohkan gaya Malaikat Jibril mendekap Nabi Muhammad, wah....enak juga hafalan ama beliau tuh...akhirnya beliau selalu mengakhirkanku ketika banyak teman yang ngantri hafalan ke beliau.....ya semoga aku bisa jodoh sama beliau ya...dalam artian aku bisa terus menghafalkan Al Qur'an sama beliau, ngafalakan sampai tuntaas...amin.....yarabbal alamin....
Cairo, 3 Juli 2006
Baca Selanjutnya Bro..

Sunday, June 25, 2006

Mendung Pun Bersedih

Mendung Pun Bersedih

Siang itu jalan begitu sepi
Tak kulihat lagi anak bermain, berlari
Bahkan burung pun tak lagi bernyanyi
Ketika keranda nan wangi dijunjung beramai

Ribuan atau bahkan jutaan orang di bumi
Melambaikan tangan sebagai akhir perpisahan kepadamu
Menagis meneteskan air mata untukmu
Tak pelak hati teriris tak terobati

Mendung menatap haru
Meneteskan rintik-rintik berderu
Diantara kenangan manis bersamamu

Gerombolan mendung silih berganti berdatangan
Bah malaikat yang memintakan ampunan
Hati semakin sempit, sakit ketika kumelihatmu
Walaupun engkau masih terlihat tersenyum kepadaku


Kairo, 30 Mei 2006
Baca Selanjutnya Bro..

Ini Ujian Atau Adzab?

Aku coba berjalan tenang setenang air
Aku coba berkata selembut hembusan angin
Tapi tetap saja aku kalah
Tetap saja anganku yang menang
Tentu saja aku tidak puas Tuhan!!!
Dengan kemenangannya...
Aku coba terus menggapai kebahagiaan di depan
Tapi tetap aku terlempar kebelakang
Hari-hariku menyakitkan bersamamu
Malamku tak lagi bisa menyeyakkan
Siangku tak lagi giat, sergap dan rajin
Setiap detik ia menghantuiku
Sekali kumencoba menampar, menerjang, dan menendang
Sekali itu aku terlempar, terjungkan, dan terjatuh kedasar jurang
Dunia tak lagi seindah surga
Bau harum tak lagi kurasakan
Angin yang semilir tak lagi bisa kunikmati
Rumahku surgaku telah menjadi sempit
Sesempit hatiku saat ini
Oh...tuhan!!!
Siapakah kan menolongku?
Siapakah yang mampu mengobati sakitku?
Siapakah yang mamapu mengusir musuhku?
Musuh yang paling kejam
Aku terhinakan olehnya
Aku menjadi sakit karenanya
Semakin lirih teriakanku dibuatnya
Semakin pendek langkahku lari darinya
Ku tak mampu lagi Tuhan!!!
Benarkah ini ujian buatku?
Atau sebuah adzab dari-Mu?
Aku terhimpit saat ini
Tak ada yang mampu lagi
Kecuali engkau Tuhan!!!
Tolonglah hamba-Mu yang hina ini....
Cairo, 25 Juni 2006
Baca Selanjutnya Bro..

Saturday, June 10, 2006

Kami Tak Butuh Engkau Lagi

Jalan......
Jalan masih begitu panjang
Kenapa engkau masih menerjang
Pagar merah mutih yang terpajang

Jalan....
Jalan masih lebar
Kenapa engkau harus melalui belakang
Bukannya depan masih ada?

Manusia......
Kenapa hidupmu penuh nista
Kenapa di dalam dirimu harus ada duri
Antara sesama teman di muka bumi

Bukan manusia selalu meludah
Bukan Manusia kalau anda tertawa
Saat orang-orang memerah derita
Saat bangsa penuh siksa

Engkau bukan manusia merah putih itu
Yang selalu berkibar dalam hati
Jika dalam hatimu masih ada dusta
Jika dalam hatimu masih ada benci sesama
Jika dalam hatimu ada keegoisan
jika dalam hatimu masih ada kursi

Engkau tetap bukan merah putih itu
Saat ini dan nanti
Selama engkau selalu menebar kesakitan, kemaksiatan, kedengkian dan dendam

Tak akan pernah
Dan tak akan pernah

Pergi...!!!!
Dari negeriku merah putih
Kami tak perlu para pembangkang
Kami tak perlu orang rakus
Kami tak butuh caci makimu

Kami butuh orang yang mau merajut Indonesia baru
indonesia yang makmur
indonesia yang rukun
Indonesia yang tentram sesamanya
Yang selalu sayang kepada yang lainnya

Pergi!!!!
Pergi kau dari dunia ini!!!
Dari negeri ini!!!!

By
Elfenan Baca Selanjutnya Bro..

Friday, June 09, 2006

Cinta, binatang Apaan tuh?

Cinta, binatang apa tuh?, yang jelas ia bukan tipe binatang mempunyai kaki, dua, tiga, atau empat sekalian. Ia tak bersayap seperti burung-burung pada umumnya, ia bukan binatang atau apa. Ia suatu makhluk yang diciptakan untuk mewujudkan kedamaian di dalam hati siapa saja, ia bisa terbang tanpa sayap, ia bisa menyelam ke dasar lautan, bahkan ia mampu menyelam ke dalam hati seseorang dan menularkan semacam virus kasih sayang, musuhnya adalah benci dan dendam. Setiap manusia pasti mempunyai rasa cinta, entah cintanya kepada orang tuanya, atau kepada makhluk yang lainnya, yang pasti setiap insan telah mempunyainya. Manusia dengan rasa cinta yang sedikit sangat berbahaya, apalagi rasa cinta kepada makhluk sekitarnya, ia akan menghancurkan dan meluluh-lantakan pondasi-pondasi sekitarnya yang telah lama dibangunnya. Cinta sebagai wujud kasih sayang Tuhan kepada mkhluknya, orang kalau sudah terkena cinta apapun akan ia lakukan, bahkan ia disuruh minum racun pun akan terasa madu, kematian dan hidup yang berharga tidak berarti apa-apa. Itulah cinta, begitu dahsyat pengarunya bagi manusia, kadang-kadang seorang yang lemah mampu menjadi pahlawan yang kuat dan bengis karena cinta, aku bilang cinta bisa membuat orang mendapatkan madu dari yang pencipta, bisa juga akan mendapatkan racun dar-Nya. Tinggal cara yang dilakukan oleh manusia untuk mewujudkan rasa cinta itu, sekarang ada sebuah pertanyaan apakah sama antara rasa cinta dua insan dengan cinta seorang anak kepada kedua orang tuanya, tentu tidak. Kenapa karena cinta kepada orang tua muncul dan ada sejak anak itu berada di kandung ibunya, ia mencintai dan menyayanginya dengan sepenuh hatinya. Cinta itupun datang karena rasa hormat kepada orang tuanya, coba lihat seorang anak yang sudah tudak menghormati kedua orang tuanya, ia akan mampu berbuat apapun kepada keduanya, karena di dalam dirinya tidak ada rasa cinta kepada keduanya.
Cinta dua insan adalah sebagian dari fitrah manusia, karena pada dasarnya manusia diciptakan selalu berpasang-pasangan, Nabi Adam muncul cinta kepada yang Namanya Hawa, padahal ia belum pernah tahu dan bertemu, Adam sangat menharapkan kehadiran Hawa, ia selalu duduk termenung berharap mempunyai teman sejati yang di cintai dan di sayanginya. Rasa ini ada sejak dini juga, akan tetapi beda dengan cinta kepada kedua orang tua kita, cinta ini muncul karena tahjub, keinginan untuk selalu bersama, dan mempunyai teman hidup. Cinta kepada lain jenis adalah cinta secara biologis, dalam artian secara naluri manusia ia hadir begitu saja, tanpa dipikirkan dan direnungi. Cinta ini muncul juga karena kita merasakan ada yang kurang didalam diri kita, untuk melengkapi itu kita memerlukan jenis yang lain yang bernama perempuan. Jadi kita bisa membedakan jenis cinta antara cinta kepada Tuha, kedua orang tua, sesama manusia, lain jenis dan makhluk yang lainnya. cinta itu muncul dari aspek yang berbeda-beda dan yang paling antik adalah cinta seorang laki-laki kepada perempuan, karena cinta inilah yang paling dalam. Para penyair mengatakan "Manusia tanpa cinta laksana malam tak berbintang, cinta tanpa ikatan (pernikahan) laksana kopi tak bergula". iya gak sih? yang jelas memang yang digambarkannya sangat gelobal sekali, kita mesti banyak menafsirinya, kadang-kadang kalau kita mau menengok kesekitar kita, ada yang sangat enjoy dengan permainan cintanya, tapi keduanya tidak menikah-menikah, wah...itu dah diluar jalur dari syair di atas donk. Cinta yang seperti inilah yang sekarang banyak terjadi di zaman kita, cinta yang hanya mengedepankan hawa nafsu saja, bukan karena cinta secara tulus, jika memang cinta itu tulus dan murn, sudah barang tentu akan menggiring sang pecinta untuk selalu berada di jalan-Nya. Ok! aku tahu apa yang ada di benak kalian, mungkin di dalam hati kalian menggerutu, memaki dan memarahi. Tapi yang jelas aku hanya ingin tahu sedalam apa rasa cinta kalian sesama manusia.
Baca Selanjutnya Bro..

Tuesday, June 06, 2006

Maunya Apa Sih Kamu

Hari ini ada godaan baru buatku, setelah blog-blog-an yang membuatku tergoda, kali ini ada situs hosting gratis yang membuatku tergiur, rumah baruku ini semakin luas dan enak, walaupun sampai sekarang aku belum mampu meg-edite-nya, paling tidak itu sebagai langkah sedikit maju buatku. Disela-sela belajar dan ujian, aku masih sering menengok semua karyaku, aku ngak tahu akan jadi apa duniaku nanti. Ngomong-ngomong mengenai rumah baruku ini lumayan asyik juga, karena pengunjung bisa mendownload lagu yang kusajikan, sampai saat ini aku baru berhasil meng-upload lagu-lagu arab dan Ungu, di sana aku bisa mengakses blogspotku, aku bisa memasukkannya ke dalam rumah baruku itu, indah bukan. Mungkin menurut kalian aku orang yang gila, karena dalam keadaan genting ditengah-tengah ujian seperti ini aku masih suka jahil, he..he... dalam artian masih berani ke warnet untuk mengedit blogku. Kata teman-teman yang tidak sefaham denganku, "kamu bakal menangis Nga!!!", aku hanya bisa bilang kenapa harus menagis sesuatu yang sudah kita ketahui positif dan negatifnya, setiap orang mempunyai pandangan dan tujuan masing-masing, begitu juga diriku, ada tujuan di balik itu semuanya, yang tentunya hanya aku dan penciptaku yang tahu. Aku hanya berharap semua tujuanku itu dikabulkan-Nya dan baik untukku dan untuk semua orang. Ada kalanya kita sudah tahu medan yang akan kita tempuh, untuk ini kita harus siap mendapat positif dan negatifnya, dan ada yang tidak pernah kita ketahui tujuan kita, yang ini baru orang goblog, karena ia berbuat tapi tidak tahu apa yang akan ia dapat, mungkin bagi orang yang seperti ini akan sangat menyesal ketika ia mendapatkan sesuatu yang ngak enak. Di dunia ini juga ada lho..orang yang hanya memikirkan dan membayangkan keenaan aja, ia tidak pernah berfikir bahwa di dunia itu selalu diciptakan berpasang-pasangan, ada perempuan dan laki-laki, ada bulan dan matahari, ada bumi dan langit, ada terik dan hujan, begitu juga ada susah dan derita, ada sengsar dan kebahgiaan, itu wajar, kalau kita tidak mendapatkan kebaikan, pasti mendapatkan ekjelekan, terus mau apa lagi, mau nangis...atau mau nyesal, itu terserah pribadi masing-masing. Kalau aku akan coba berfikir yang ngak enak dulu, dari yang paling pahit dulu, ketika kita sedang berbuat, dengan begitu kita tahu apa yang kita lakukan. Wah...ceramahnya jadi panjang deh, lagian kenapa sih orang harus protes melulu, aku sangat tahu kalau teman-teman ingin mengingatkanku, tapi aku orangnya lebih suka mencari peringatan sendiri, bukan dikasih peringatan, memang aku orangnya keras kepala, ngak sembarang orang bisa menasehatiku, bahkan pak Presiden pun ngak akan bisa menasehatiku, hanya orang-orang tertentu yang dapat menasehati dan membuatku berubah atau menurut, so...jangan sok menasehatiku dech...!!!. Aku ngak bakalan mau nerima begitu saja, aku sekarang bikan pribadi yang dulu, yang dianggap polos dan cupu bagi teman-teman atau orang-orang sekampung, aku yang sekarang lebih agresif dan kemauannya banyak, tidak seperti dulu yang hanya nerima saja, walaupun aku dipukulin sampek babak belur. Sekarang jangan macam-macam denganku yang sekarang....ngak tahu tuch entar jadi apa diriku ini, apa dari dadar goreng atau rebus kali...udach ya..!!! sampe di sini aja, entar kalau mau ngebuka rumah baruku bisa nge-Klik di sini
Baca Selanjutnya Bro..

Sunday, May 28, 2006

Tangisan Warga Yogyakarta







Pada tanggal 27 Mei 2006 kemarin Indonesia mendapatkan musibah lagi, dari musibah yang satu kemusibah yang lainnya, hampir tak pernah berhenti. Dari bom-bom beberapa tahun silam, banjir, mata uang melorot, stunami sampai saat ini gempa yang menewaskan 1000 jiwa lebih. Gempa yang memorak-morandakan sebagian kota Yogyakarta itu telah menewaskan ribuan penduduk dan menghancurkan rumah-rumah, bahkan candi Prambanan yang unik dan paling di sukai turis-turis manca-negara harus mengalami kerusakan. Para penduduk yang berhasil selamat sekarang sedang beristirahat di alun-alun kota selatan dan utara Yogyakarta, mereka terpaksa harus tidur dan istirahat di alun-alun karena masih trauma dengan gempa kemarin sekitar jam 10 siang itu. Mereka merasa lebih tentra berada dekat Keraton Kesultanan Yogyakarta, ada yang mengatakan juga bahwa gempa ini adalah hasil pengalihan kekuatan letusan gunung berapi yang sampai saat ini belum meletus juga. Mereka sangat percaya bahwa pengalihan ini dilakukan oleh Kesultanan Yogyakarta, kemarin juga Presiden SBY langsung menuju lokasi untuk meninjau para korban, Presiden akan bertempat tinggal sementara di Yogyakarta untuk melihat perkembangan gempa selanjutnya, ia juga tidak mau dikawal oleh pengawal lokal. Memang seharusnya menjadi Presiden adalah saling merasakan penderitaan rakyatnya, apa yang dilakukan oleh Presiden SBY saat ini memang luar biasa, ia berani menanggung segal resiko demi rakyatnya, seperti halnya kemarin ketika terjadi persengketaan antara Indonesia dan Malaysia dalam kasus Ambalat, Presiden sendiri yang turun tangn ke tempat kejadian, padahal kalau dipikir-pikir kondisi yang saat itu memanas sangat membahayakan dirinya. Semoga orang-0rang Indonesia semuanya diberi kesadaran untuk mendukung dan bersatu membantu pekerjaan berat beliau. Karena urusan di dunia ini tidak akan pernah selesai tanpa persatuan dan dukungan dari lainnya, apalagi menyangkut urusan negara. Negara tidak akan pernah maju jika warganya masih ngeyel dan tidak mau mendukung kepala negaranya. Kebijakan apapun asalkan baik dan diterima oleh agama, sudah barang tentu harus di ikuti. Sikap yang diperlihatkan oleh Presiden SBY saat ini sudah begitu bagus, ini yang harus diketahui oleh warga Indonesia, Indonesia masih membutuhkan 1000 SBY lagi untuk kemakmurannya.......
Baca Selanjutnya Bro..

Saturday, May 27, 2006

Seberkas Memori Di Musim Dingin


Aku diam membeku diantara orang-orang yang tak pernak aku kenal, dinginnya pagi ini membuatku lebih enak diam sambil menerawang jauh ke Indonesia. Begitupun temanku Hamdi lebih memilih diam tak bergerak sambil memasukkan tangannya ke dalam saku, ia tampak menggigil kedinginan, angin saat ini mengalir bagaikan aliran air di benua artik, dingin dan membekukan apapun. Tapi aku coba melihat orang-orang disekitarku masih memilih mengenakan pakaian yang tipis, tidak diriku yang saat ini mengenakan tiga lapis baju dan dua lapis jelana. Orang-orang Mesir di sekitarku masih belum merasakan yang namanya dingin, walaupun orang-orang asing sepertiku sudah kalang kabut merasakan dinginnya musim dingin saat ini, dinginnya bagaikan di puncak gunung Semeru, tapi masih lebih parah di sini, karena dingin di sini bisa membuat orang lumpu total, tulang akan menjadi keropos. setelah itu kita tidak akan pernah bisa bergerak lagi, makanya aku sering melihat orang tua di Mesir ini kebanyakan jika berjalan agak kesulitan, karena tulang mereka sudah begitu lema. Persendian seakan-akan terasa sakit. Aku dan Hamdi masih berdiri di samping halte di daerah Gami' distric, kuarahkan sekali lagi wajahku ke arah timur, kuberharap bis yang kutunggu-tunggu selama kurang lebih setengah jam segera datang, ternyata benar bis 80 coret atau kalau orang Malaysia menamainya 80 palang sedang mendekat. Tak seperti biasanya para penumpang berebut menaikinya, hari ini cukup longgar, biasanya bis ini cukup sesak. Aku seperti biasanya lebih memilih berdiri di bagian belakang, aku tak ingin berdesak-desakan dengan orang-orang besar itu. Semua kursi sudah penuh, aku dan Hamdi berdiri bersama, sambil menunggu bis berhenti di tujuan kami, yaitu di Al Azhar University, aku lebih suka menikmati pemandangan jalan dan perumahan di sepanjang jalan. Sedangkan Hamdi memilih membaca Al Qur'annya, memang yang paling aku sukai hidup di Mesir adalah kondisi membaca kitab suci Al Qura'an di tempat manapun, di dalam bis, taksi, angkutan pedesaan, atau sambil jalan-jalan. Di setiap sudut daerah ini kita bisa mendengar orang membaca Al Qur'an, mungkin sebab inilah negara Mesir menjadi salah satu negara yang cukup tentram, di dalam hati setiap penduduknya terdapat Al Qur'an. Bahkan orang yang berjualan pun kalau sedang tidak ada pembeli mereka gunakan waktu itu untuk membaca Al Qur'an, para supir angkutan umum pun membaca Al Qur'an. Indah memang hidup di Mesir.
Setelah bis yang aku tumpangi berhenti di halte Hayyul Stamin (Kampung ke-9), ada empat gadis Mesir yang masih memakai seragam Stanawi naik ke bis ini, aku diam terpaku melihat mereka berempat, empat gadis Mesir itu tampak gaul tidak seperti gadis-gadis Mesir yang lain, pakaiannya lebih banyak mengundang mata lelaki untuk melihat, aku hanya biosa berguming melihat kelakuan mereka, setelah mereka membayar karcis ke Kondiktur, mereka berdiri pas di sandingku, wah......bisa dirasakan gerogi sekali.
Tiba-tiba mereka menyentuh dan mengelus-elus rambutku yang panjang sebahu. Kata mereka rambutku indah dan bagus, aku hanya bisa tersenyum mendengar pujian mereka, mereka tetap ngak mau berhenti mengelus-ngelus rambutku, malahan semuanya mencoba menyentuh rambutku. Semua orang-orang melihatku dengan tatapan sinis dan iri, Hamdi yang sejak tadi melihatku tertawa cengar-cengir.
Memang orang Mesir paling suka dengan rambut anak-anak asia, mungkin karena kebanyakan rambut mereka kriting kali, jadi mereka ngefan rambut anak-nak Asia. Begitu malu diriku dilihat orang-orang sekelilingku, aku menyuruh untuk melepaskan tangan mereka dari kepalaku.
"Khalas ya Anisaah!!!"*
"Sya'ruka gamil awy"**
"Aiwah, Khalas ba ah!!!"***
Setelah agak kutinggikan suaraku mereka baru melepaskan kepalaku, mereka menjauhiku satu persatu, hingga tinggal satu orang yang berada dipinggirku, ia menoleh kearahku sambil mengerdipkan matanya. Tersentak aku dibuatnya, sekejap orang-orang melihatku lagi, mereka tampak tambah melotot, tiga gadis lainnya tertawa terbahak-bahak melihat aksi teman satunya itu, aku langsung menundukkan kepala, malu sekali aku dibuatnya.
"Sial gadis-gadis itu"
kataku di dalam hati, setelah beberpa menit kemudian mereka turun dari bis, dalam setengah perjalanan itu aku memilih menundukkan kepalaku, begitu malu. Stelah bis berhenti di halte samping Universitas, semua penumpang turun, di dalam perjalanan menuju kampus aku digoda habis-habisan oleh Hamdi, katanya seandainya itu dirinya yang di sentuh rambutnya, ia akan menyentak gadis-gadis itu, tapi itu tidak aku lakukan, karena aku paling takut dengan gadis Mesir, aku ngak mau mempunyai urusan dengan gadis Mesir, urusan ruwet dan berbahaya. Jangan macem-macem dengan wanita apalgi gadis Mesirnya. Mereka paling di lindungi di Negeri ini, berurusan dengan mereka sama halnya berurusan dengan tirai besi.
Cairo, 23 Mei 2006
)-:: Seberkas memori di musim dingin setahun yang lalu.
* Sudah wahai Nona
** Rambutmu indah sekali
*** Ya....sudah ah!!
Baca Selanjutnya Bro..

Friday, May 26, 2006

Bingkisan Do'a

Ya Allah.... Seandainya telah engkau catatkan... Dia milikku tercipta buatku... Satukanlah hatinya dengan hatiku... Titipkanlah kebahagian antara kami.... agar kemesraan itu abadi... Dan ya Allah... ya tuhanku yang maha mengasihi... Seiringkanlah kami melayari hidup ini... Ketepian yang sejahtera dan abadi...
Tetapi ya Allah... Seandainya telah engkau takdirkan.... dia bukan miliku... Bawalah ia jauh dari pandanganku.... Luputkanlah ia dari ingatanku... Dan peliharalah aku dari kekecewaan....
Serta ya Allah ya tuhanku yang maha mengerti.... Berikanlah aku kekuatan... Melontar bayangannya jauh ke dada langit... Hilang bersama senja nan merah.. agarku bisa bahagia... Walaupun tanpa bersama dengannya...
Dan ya Allah yang tercinta... Gantillah yang telah hilang.... Tumbuhkanlah kembali yang telah patah... Walaupun tidak sama dengan dirinya...
Ya Allah ya tuhanku... Pasrahkanlah aku dengan takdirmu... Sesungguhnya apa yang telah engkau takdirkan... Adalah yang terbaik buat ku.... kerana engkau maha mengetahui... Segala yang terbaik buat hamba Mu ini...
Ya Allah... Cukuplah engkau sahaja yang menjadi pemeliharaku... Di dunia dan di akhirat... Dengarlah rintihan dari hamba-Mu yang daif ini... Jangan engkau biarkan aku sendirian... Di dunia ini mahupun di akhirat... Menjuruskan aku kearah kemaksiatan dan kemungkaran... Maka kurniakanlah aku seorang pasangan yang beriman... Supaya aku dan dia sama2 dapat membina Kesejahteraan hidup... Ke jalan yang Engkau redhai... dan kurniakanlah padaku keturunan yang soleh....
Amin.. Ya Rabbal A'lamin. .
Cairo, 26 Mey 2006
Baca Selanjutnya Bro..

Sunday, May 21, 2006

Malaikat Dan jeritan Anak Kecil Di Kolom Jembatan

Dalam kebisuan kadangkala aku harus menjerit dan berteriak-teriak dalam hati, aku melihat banyak sekali wajah-wajah yang perlu dikasihani, mereka....ya...wajah mereka begitu menyiksa hatiku. Kadang aku ingin sekali menolongnya, tapi aku tak mampu lagi mengulurkan tanganku walaupun cuma sehasta. Aku sendiri pada dasarnya pun perlu dikasihani. Kenapa mereka harus berlari berlomba bersama waktu di jalan-jalan, di rumah-rumah kumuh, dan dibawah jembatan. Kenapa tidak ada satu orang pun yang mampu menjamah menolongnya, walaupun hanya memberikan sebuah senyuman manis bagi mereka. Kenapa orang -0rang dizaman ini begitu ego dengan orang lain, bahkan egois pada dirinya sendiri, bukankah menolong orang lain juga menolong diri kita sendiri, tapi entah aku tidak tahu apa dalil mereka untuk tidak mau menjamah anak-anak kecil dan orang tua yang perlu dikasihani seperti itu.
Sampai saat ini aku hanya bisa membisu dan membisu, aku tidak berani berteriak dengan lantang membela hak-hak mereka, hanya tulisan kecil dan lemah ini yang mampu aku lakukan untuk meneriaki jiwa-jiwa egois. Kadang aku iri pada orang yang mau melangkah jauh ke dasar lautan, atau terbang jauh ke awan, hanya karena ingin sekali ia menolong orang lain, aku ibah sekali dengan malaikat-malaikat penebar rahmat itu. Tapi tetap saja mereka harus melalui orang-orang yang egois, orang-orang tak tahu diri itu mencoba merampas senyuman yang diberikan sang malaikat. Aku tetap tidak bisa apa-apa.....dunia begitu luas, tapi tangan manusia begitu pendek, kemauan manusia begidu banyak, tapi kemauan untuk membantu saudaranya begitu sedikit. Hatiku tetap pilu melihat duniaku yang sudah hampir mendekati waktu tuanya, tapi manusia tetap tidak mau tahu dengan dunia yang tua dan beruban. Aku ingin menangis, tapi apa manfaatnya tangisanku, walaupun aku menangis keluar air mata darah pun tidak akan pernah dunia ini berubah. Manusia yang dimasuki sifat rakus akan sulit sekali menghilang dalam dirinya. Dan akhirnya aku tetap membisu bersamaan dengan teriakan-teriakn anak-anak kecil dan orang tua di kolom jembatan........
Cairo, 21 Mei 2006
*Aku coba mengingat sayap-sayap malaikat yang patah terjerembab ke tanah basah penuh dengan lumpur hitam kehidupan
Baca Selanjutnya Bro..

Wednesday, May 17, 2006

Surat Untuk Kekasihku


Sudah lama blog-ku ini aku biarkan kosong, selama ini aku hanya belajar html secara mati-matian. Untung ada teman-teman yang mau bantu aku belajar mengubah template dll. Thanks banget buat teman-teman yang sudi meluangkan waktunya untuk mengajarkan ilmunya kepada orang bodoh ini. Mungkin karena ujian dan konsentrasiku belajar html yang membuat tulisanku menjadi ngadat. Tapi lihat aja nanti satu bulan lagi...aku akan nulis setiap hari, nulis apapun yang bisa aku tulis, entah tentang kebobrokan saat ini, atau hanya gurasan hatiku yang tersayat-sayat. Hari ini aku bahagia sekali, karena ada satu orang yang telah menjamah blog-ku, orang itu adalah orang yang paling aku sayangi, sudah lama aku tidak melihatnya, aku sangat berharap sekali dapat melihatnya kembali setelah kuberhasil nanti. Aku akan tunjukan kepadanya, bahwa aku bisa belajar segala-galanya dan akan siap menjadi apapun dirumah nanti. Aku berharap ia mau bersabar dan tetap mempercayaiku, bersabar karena kita berjahuan, dan meyakiniku, bahwa aku akan kembali kepadanya lagi. Aku juga berharap sekali ia bisa mengerti tentang diriku di sini, tantang kehidupanku dan tentang pengembaraanku. Mungkin yang perlu dibutuhkan oleh dua insan yang sedang berkasih sayang adalah saling mengerti, sabar, tanggung jawab dan kepercayaan antara keduanya. Semuanya berkesinambungan antara yang satu dan yang lainnya, tidak bisa dipisahkan, karena kesemuanya bagaikan satu jasad.
Tapi, entah jika memang kondisi tidak memungkinkan, mungkin ada sesuatu diluar jangkauan manusia, aku ngak tahu juga, aku berharap ia mau memahami. Mungkin suatu saat ia akan membaca tulisanku ini, selama ini aku jarang berkomunikasih, anggap saja ini sebagai media komunikasi kita berdua. Engkau membaca dan aku akan mendapatkan jawaban atau tanggapanmu tentang yang aku tulis itu. Selama ini aku sangat percaya dan sangat yakin sekali denganmu, hingga akupun tidak pernah untuk mencoba berfikir yang ngak-ngak. Aku akan lihat bagaimana nantinya nasib kita berdua, karena yang membuat nasib manusia adalah Tuhan segala-galanya. Kita tidak tahu apa yang akan terjadi nantinya, apakah kita akan mendapatkan manisnya gula atau pahitnya empedu. Kita hanya bisa berusaha untuk mencoba mendapatkan yang kita inginkan, kita tidak wajib mendapatkan yang kita inginkan, Allah-lah yang wajib menentukan keadaan dan nasib kita.
Aku masih ingat sekali kenangan manis denganmu, kenangan yang tidak mungkin aku lupakan, kenangan kita berjalan berdua, kenangan kita ngobrol bersama teman-teman tercinta, bahkan kenagan waktu kita masih belajar bersama di suatu tempat yang asyik dan penuh berkah. Aku pun ingat ketika engkau tanpa sengaja mau tertabrak olehku, mungkin itu pertama kalinya kita bertemu dan saling mengenal, cuma kenangan manis yang satu ini sudah hampar ditelan waktu. Aku pernah dikasih cerita tentang dua insan yang saling jatuh cinta dan saling berjahuan oleh seorang kawan, ia berkat kondisi seperti ini amatlah jelek, karena bisa saja yang satu atau yang lainnya saling curang, dalam artian mereka beraduh kasih dengan yang lainnya tanpa sepengetahuan sang kekasih. Aku mendengar cerita ini tertawa getir, hampar, aku hany bisa menjawab, munkin keduanya tidak punya keyakinan dan rasa tanggung jawab antara keduanya.
memang aku sangat takut ceritaku akan mengalami masa ending seperti cerita kawanku itu, tapi aku pupuk rasa percaya itu padamu. Aku juga masih ingat ketika engkau mengirim sms yang berbunyi;
Tentang matahari
Aku ngak pernah bertanya kenapa ia terbit dantenggelam
Tapi, aku selalu bertanya-tanya masikah engkau menyayangi dan mencintaiku
Aku hanya bisa menjawab;
Begitupun diriku sayang....!
begitupun tentang bulan
Aku tidak pernah bertanya....
Masikah ia bercahaya terang ?
Atau ia terhalang oleh bintang-bintang
Tapi, aku ingin bertanya pada yang kusayang
Apakah ia masih punya keyakinan dan kesabaran
Mungkin hanya itu yang mau aku tulis, entah engkau akan mengerti atau tidak, yang jelas aku ingin ngomong banyak, jika engkau ingin melihat keadaanku, engkau bisa melihat tulisanku saat ini. Karena tulisanku sangat dekat dengan hatiku dan kondisiku saat menulis itu, aku akan menulis apa yang ada dalam hati dan otakku. Entah sesuatu itu bertentangan dengan orang-orang atau bahka, orang akan bertepuk tangan membaca tulisanku itu. Hanya ini persembahan bagi orang-orang yang kusayang, khususnya kepadamu wahai kekasihku. Slama untuk teman-teman semoga mereka diberi kemudahan dan keberhasilan dunia akhirat dan kelak kita akan dipertemukan kembali di suatu tempat yang penuh dengan kenikmatan. Doakan diriku selalu, semoga juga diberi kemudah dan kebrhasilan. Aku beri sesuatu yang indah dibawah ini:


رب ورقاء هتوف في الضحا *
ذات شجو صدحت في فتن

ذكرت القا ودهرا سالفا *
فبكت حزنا فها جت حزني

فبكائى ربما ارقها *
وبكاها ربما ارقني

ولقد تشكو فما افهمها *
ولقد اشكو فما تفهمني

غير اني بالجوى اعرفها *
وهي "ايضا" بالجوى تعرفني

Sering kali burung-burung berkicau dengan lantang mengungkapkan kesedihannya di waktu dhuha sambil bertengger di atas dahan

Karena ia teringat kekasih di masa lalu, maka ia menangis, hingga kesusahanku bangkit

Sering kali tangisku membuatnya terjaga, dan sering kali tangisnya membuatku terjaga

Sungguh……!!! Kadang-kadang ia mengeluh, namun aku tidak dapat memahami keluhannya, dan kadang-kadang aku mengeluh, namun ia pun tidak dapat memahami keluhanku
Akan tetapi,dalam kerinduan aku mengenalnya dan dalam kerinduan ia juga mengenalku

شهوة الانسان تورثه الذل
نلقيه فى البلاء الطويل

Asmara seseorang itu dapat mengubahkan dia hina dan mendapatkannya kesebuah bencana yang panjang
Wassalamu'alaikum....
Cairo, 18 Mei 2006
Angga Sf
Baca Selanjutnya Bro..

Friday, May 12, 2006

Keluhanku.......

Ujian sudah dekat, tapi selama ini persiapan yang kulakukan belum menjapai 100%. Bahkan bisa dibilang belum siap malahan, selama ini aku belajarnya nyantai-nyantai, itulah kesalahanku. baru bertaubat dibelakang, kalau tahun lalu aku belajar hancur-hancuran dari sampul awal sampai akhir aku hafal, tapi sekarang kayaknya prek....gitu loh. Tapi kayaknya ada sesuatu yang bakalan terjadi senganku, aku ngak tahu apaan itu, jika Allah menghendaki, pasti segalanya bisa terjadi, so.....mungkin saat ini aku masih menunggu peluang itu. Aku yakin dengan uhanku yang Maha Pengasih dan Penyayang itu, ia bakalan membantuku, membantu orang-orang yang sedang ngamba ilmu di tempat mulia ini. Bahkan para malaikat selalu meletakkan sayapnya bagi orang-orang yang sedang menjari ilmu, orang-orang yang niat denga ikhlas adalah orang-orang yang mulia di sisi semua makhluk Allah dan Allah sendiri.
Untuk kelanjutannya..kita lihat masa depanku...ok.
Cairo, 10 Mei 2006
Baca Selanjutnya Bro..

Wednesday, May 10, 2006

Tokmiyyah, Isy dan Full

Ada pepatah mengatakan "Candi Borobudur tidak akan tegap berdiri tanpa makanan", dalam artian semua perkara di dunia ini tidak akan terlaksana jika program pelaksanaannya terhalang oleh rasa lapar dan haus, begitu juga diriku pada setiap malam, apalgi malam-malam musim panas seperti itu, kemarin malam aku merasa haus dan bingung, tapi malam ini aku merasa lapar. Hanya punya satu pilihan di dunia ini kalau perut lagi keroncongan, yaitu makan dan makan. Memang kayaknya makan adalah sesuatu yang remeh temeh, padahal makan adalah salah satu faktor terpenting untuk dapat menggerakkan tubuh kita, otomatis rencana dan rancangan-rancangan kita akan berhasil dan dikatakan terlaksana ketika kita bisa makan enak dan tidur nyenyak. Malam itu aku merasakan perutku sakit sekali, suara alam perut berteriak-teriak kencang, seakan-akan arakan pendemo tahun 1998, ketika para pendemo ingin menurunkan Mbah Harto alias mantan presiden kita Bpk Soeharto, sakitnya luar biasa, layaknya perut ditusuk-tusuk dengan belati. Akupun harus memenuhi kebutuhanku yang satu ini, pertama-tama aku masuk ke dapur, tapi alangkahnya kagetnya diriku, di dapur yang biasanyamenyimpan makanan sudah tidak ada lagi, kosong blong, hanya ada sisa-sisa nasi yang sudah kering. Perutku semakin memberontak aku ngaktahan lagi, aku harus melakukan sesuatu, padahal diktat kuliahku masih harus diselesaikan malam ini, teman-teman yang lainnya juga lagi khusuk melototi diktat masing-masing, aku juga ngak mau nganggu yang lainnya.
Jam 12 Malam diarea Gami' Distrik
Setelah beberapa waktu aku mulai membuka saku celana untuk melihat masih ada sisa uang apa ngak, alangkah bersyukurnya diriku, ternyata masih ada sedikit sisa uang, cukup untuk beli Tokmiyyah, Isy dan Full (Makanan termurah dan terlenzat di jagat Mesir. apalagi dimakan ketika perut lapar dan ketika malam dan pagi hari). Aku turun gunung untuk membeli makanan kesayanganku, tidak menunggu lama lagi, karena tempat jual makanan itu dekat degan apartemenku. Setelah selesai membeli, aku masak Fullnya yang masih mentah, pada dasarnya Full itu sudah matang, akan tetapi aku ingin memasaknya lagi supaya lebih nikmat dan lezat lagi. Lima menit kemudian aku selsai memasaknya, aku siap untuk menyantapnya. Wah...hidangan termurah dan terlezat, waktu aku enak menyantapnya, teman-teman yang lainnya ikut nimbrung, ternyata waktu aku masak bau masakanku tersebar ke penjuru rumah, aroma lezat itu telah menggugah dan mengganggu dayakonsentrasi mereka, tak ubahnya seperti aku ketika lapar. Mereka ikut makan denganku, akhirnya Tokmiyyah, Isy dan Full yang mestinya hanya untuk dimakan satu orang, sekarang dimakan oleh empat orang. Tapi ngak apa-apa, mungkin karena barakah dimakan orang banyak, rasa lapar pun hilang menjadi kenyang, padahal kalau disambung-sambungkan tidak nyambung juga, masak....makanan yang sedikit begitu bisa buat kenyang empat orang. Hingga teradisi makan Tomiyyah, Isy, dan Full menjadi rutinitas semua anggota rumah tangga, rutinitas makan makanan termurah dan terhemat di dunia setiap jam 12 malam. Ternyata enak juga punya rutinitas yang menyenangkan seperti ini.......~~~~@~~~~.

Cairo, 09 Mei 2006


Baca Selanjutnya Bro..

Monday, May 08, 2006

Tiga Gadis Mesir

Malam itu aku berjalan sendiri, tanpa seorang pun yang menemani, hanya rasa malas belajar dan kejenuhan yang menemaniku. sudah tiga hari aku tidak turun gunung. Entah bagaimana kabar dunia di bawah sana. Pasalnya rumahku berada di salah satu apartemen di daerah Gami' H-10 Nasr City, berada di puncak paling atas apartemen, orang Mesir biasanya sering menyebutnya dengan Syutuh atau apartemen yang paling atas sendiri. selam tiga hari itu diriku hanya di temani selimut indah dan empuk, dikta-diktat kuliah yang juga belum habis-habis, juga sebuah komputer yang biasa aku gunaka untuk menghilangkan kejenuhanku. Tapi diriku ngak tahu kenapa kejenuhan itu juga ngak hilang-hilang, walaupun komputer terus bernyanyai dengan indah. Akhirnya aku coba untuk menghilangkannya di luar. aku berjalan di malam hari nan panas di Musim Panas tanpa tujuan yang pasti, baru ditengah perjalanan aku ingat kebiasaan diriku setahun yang lalu, setahun yang lalu di waktu yang sama saat ini aku setiap malam setelah belajar aku turun gunung bersama teman-teman untuk menghilangkan kejenuhan di sebuah kafe di samping Su' Sayyarat (Pasar Mobil). Di sana aku banyak habiskan wktu hanya untuk ngobrol sesuatu tema entah tentang pelajaran atau kabar-kabar hangat tentang Indonesia waktu itu, sambil menyeruput minuman yang bermacam-macam sesuai keinginan, seperti Juz Tebu (Assab), Gazar (wortel), Tamr Hindi (Juz Asam) atau Juz-juz yang lainnya. Sekarang aku akan pergi ke sana, mungkin kejenuhan dan kepala sakitku akan hilang. setelah nyampek di sana kucoba memesan segelas Tamr Hindi kesukaanku. Rasa asam-asam manisnya akan lebih dahsyat ketika diseruput di saat malam hari nan panas. D samping tempat dudukku ada gadis-gadis Mesir yang lagi menikmati indahnya malam di musim panas, mereka ada tiga orang yang sedang bercanda ria bersama-sama. Di samping kananku ada juga satu keluarga dari Afrika, sedangkan sebelah kiri ada dua orang entah Rusia atau Turki yang sedang memadu cinta, yang perempuan menggunakan cadar aku ngak bisa melihat kcantikanya. Wah.....indahnya mala ini sangat terasa, semua orang keluar rumah mencari angin malam yang berhembuas dari pasal mobil sebelah samping kafe. Inilah saat-saat paling indah di Mesir. semuanya tampak indah ketika malam hari, pikiran akan jernih ketika engkau keluar malam hari.
Cairo, 8 Mei 2006
Baca Selanjutnya Bro..