Friday, September 29, 2006

Kisah Di Gamalaiyyah

Sudah satu minggu ini aku menatap kearah jalan, berharap dari arah barat akan datang sesosok gadis manis berkerudung putih. Hampir setiap pagi kira-kira jam delapan aku mengintai dari balik jendela hanya sekedar untuk melihatnya. Aku ingat benar pada awal kali ketika kumelihatnya berjalan di tengah jalan dengan gemulai, pada waktu itulah awal kalinya kuinjakkan kakiku di daerah yang biasa dikenal dengan sebutan "Gamaliyah" atau kalau orang Mesir menamainya daerah "Khan El Khalily" atau ada yang menamainya daerah al-Azhar atau lagi daerah Husain, aku tidak tahu kenapa begitu banyak nama bagi tempat ini dan dari mana saja batas-batasan untuk nama-nama itu, tidak seperti di Indonesia yang setiap daerah mempunyai batasan tersendiri entah dengan menancapnya gerbang besar atau hanya sebuah patokan yang diberi nama.

Di Mesir kita tidak akan pernah menemui itu, kecuali untuk batasan kota-kota besar saja. Orang yang hidup di daerah ini biasanya mengatakan kepada orang-orang atau turis-turis yang baru datang ke tempat ini dengan berkata "selamat datang di tempat yang paling bagus di Mesir", kata-kata itu cukup sombong juga, padahal kalau dilihat dengan mata, kita tidak akan pernah menemukan suatu keindahan atau kebagusan di tempat ini. Daerah Gamaliyah berada di samping universitas al-Azhar, tepatnya sebuh daerah dengan bangunan-bangunan yang telah usang dimakan oleh waktu yang terletak di belakang masjid Husain. Masjid ini dinamakan masjid Husain, karena di dalamnya terdapat makam sayyidina Husain bin Ali cucu nabi Muhammad saw.

Tentang kebenaran dan tidaknya memang perlu diteliti lagi, tapi orang-orang Mesir yakin bahwa jasad sebuah kepala milik sayyidina Husain benar-benar dimakamkan di masjid itu. Masjid ini sering dikunjungi penjiarah, khususnya pada bulan ramadhan dan hari-hari khusus syi'ah. Di masjid inilah biasanya terjadi pertemuan-pertemuan bagi kaum syi'ah atau sekelompok golongan yang sangat mencintai dan menghormati sayyidina Ali ra. Hampir setiap hari tempat ini dikunjungi oleh turis dari berbagai negara, daerah Gamaliah sendiri adalah daerah pertama kali yang didirikan oleh kahlifah Fatimiyyin yang pernah berada di Mesir selama berabad-abad, daerah inilah yang menjadi kota sekaligus dibangun benteng yang melingkari daerah ini dari serangan dan gencatan musuh, di tengah-tengah kota Gamaliyah yang menjadi ibu kota pertama khilafah Fatimiyyin itu dibangun sebuah masjid yang pertama kali di Mesir, masjid itu tetap kokoh dan kuat walaupun umurnya sudah berabad-abad, masjid itu adalah masjid al-Azhar, masjid al-Azhar dibangun atas dasar prakarsa panglima Jauhar as-Stiqily, pada hari Sabtu bulan Jumadil 'Ula tahun 359 H dan dua tahun kemudian tepatnya pada bulan Ramadhan tahun 361 H (Juni-Juli 972 M) mulai dibuat shalat berjama'ah dan selanjutnya dalam berkembangnya waktu masjid al-Azhar tidak hanya dibuat shalat saja, akan tetapi dibuat untuk mengaji dan belajar mengajar ilmu fikhi dan syari'ah, semua syaikh diambil dari luar oleh raja khilafah Fatimiyyin. Menteri Ya'qub bin Kals adalah orang pertama kali yang mempunyai pemikiran tentang masjid al-Azhar untuk dibuat sebagai tempat belajar mengajar, selanjutnya Menteri Ya'qub sendiri dengan izin kalifah Aziz Billah tahun 378 H/988 M mengambil fukaha' yang berjumlah sekitar 37 orang untuk mengajar setiap hari Jum'ah sampai Ashar pelajaran fikhi dan syari'ah, 37 ahli fikhi itu dikepalai oleh seorang syaikh yang bernama syaikh Uqbah bin Ya'qub.

Tidak lama kemudian setelah sekitar setengah jam aku menunggu dari jendela, gadis dengan memakai kerudung putih, bajuh pink keputih-putihan dan dengan celana putih juga itu keluar dari apartemen sebelahku, ia berjalan layaknya ratu. Kulihat terus hingga tubuhnya tidak terlihat lagi, tubuh indah itu hilang di sebuah gang di depan apartemenku. Dengan agak kecewa karena hanya sekilas saja aku bisa melihatnya, kududukkan kembali badanku yang sejak tadi berdiri, baru sekarang kumerasa capek karena lama berdiri. Sampai sekarang aku masih belum tahu siapa gadis itu dan bahkan namanya pun tidak kuketahui. Setelah agak lama bermalas-malasan di atas tempat tidur, kuberdiri dan mengambil handuk untuk mandi stelah itu pergi ke kampus, hari ini adalah hari pertama kegiatan belajar mengajar akan dimulai setelah sekitar tiga bulan libur musim panas. Liburan yang cukup panjang dan membosankan, karena setiap hari hanya bisa menonton film saja, mau keluar tidak punya uang, terpaksa selama tiga bulan itu aku tidak ke mana-mana, hanya berdiam diri di dalam kamar sambil bercanda dengan komputer yang tidak pernah bergerak itu. Baru sekilas inilah aku mendapatkan sebuah keindahan di Gamalayah, seorang gadis Mesir yang entah menggugah semua inspirasiku, juga membuatku bertanya-tany, karena gadis itu sangat beda dengan gadis-gadis Mesir pada umumnya.


Gamaliyyah, 28 September 2006

Baca Selanjutnya Bro..

Saturday, September 16, 2006

Gadis di Pinggir Mobil

Kupandangi lekat tubuh yang indah itu
Penuh dengan getaran sanubari yang membisu
Pandangan itu menusuk seperti sembilu
Langit tampak kelam setelah itu

Oh...gadis di pinggir mobil berwarna biru
Betapa hatiku telah luluh lantah ketika melihat dirimu
Begitu indah, sempurna garapan ilahi
Bibir bergetar sambil bertahmid memuji

Kurangkai kata-kata yang tak berarti
Untuk melukis getaran hebat di mata sang kekasih
Kucoba bersenandung seraya memuji
Kecantikan makhluk ilahi rabbi

Angin pun ikut berlomba bersama kami
Para pemuja rahasia-rahasia cinta ilahi
Bersamaan suka derita sepanjang hari

Cairo, 15 September 2006 Baca Selanjutnya Bro..