Monday, June 22, 2009

Masih Ada Hari Esok

Senja hampir tenggelam, tingginya seukuran tombak dilihat dari jarak pandangku. Cahaya semburat merah itu menjadikan air sungai Nil berkilau-kilau. Indah! Di sampingku, di atas tempat duduk di Kornish Nil, ada yang lebih indah dari sekedar warna emas senja. Lebih cantik dari sekedar kilauan mutiara jamrud. Ia duduk sambil sesekali mengusap air matanya yang terus-menerus keluar. Tak ada suara rintihan yang keluar dari mulutnya yang indah itu, tapi derita itu bisa kurasakan. Derita itu tampak lantaran ada air mata yang keluar terus-menerus dan wajah yang amat sayu itu. Derita itu mengobrak-abrik dadaku. Hingga membuat langkahku berhenti. Aku kira derita itulah yang merantai kedua kakiku untuk tak jalan lagi.




Wajah itu memang menyakitkan hati kalau dilihat oleh mata. Tapi, ada aura hebat di wajah itu. Begitu hebatnya, hingga senja pun akan takut untuk terbit. Aura itu akan terasa lebih cemerlang apabila mendung itu tak membayanginya.

Sejenak aku pandangi wajah yang sedang menunduk itu. Hidungnya yang mancung memerah. Bulu mata itu hitam, berdiri melengkung dan tampak halus seperti kapas. Badannya agak bergetar lantaran tangis. Tiba-tiba ada kekuatan yang membuka borgol kakiku, ia berjalan tanpa keinginanku. Beberapa detik kemudian, pantatku sudah duduk bersebelahan dengannya. Duduk bersamanya, seperti duduk di atas balok es. Dingin dan beku. Aku tak tahu harus melakukan apa. Sepertinya, kekuatan yang sekejap hadir itu sirna begitu saja. Sirna ditelan aura penderitaan yang dipancarkan olehnya.

Baru kali ini aku dapat merasakan bagaimana gak enaknya menjadi patung hidup. Tubuh ini tak mampu digerakkan oleh kemauan kita sendiri. Aku memang sudah layaknya disebut mayat hidup. Sungguh aneh perasaan seperti ini. Sungguh aneh. Aku hanya bisa melirik ke arahnya, sambil berharap ia bisa menyapaku. Tapi mungkinkah ia akan menyapaku, sednagkan dirinya sednag sibuk oleh dunianya sendiri. Dunia yang gelap dan suram. Mengerikan.

Sambil bengong tak mampu berbuat apa-apa. Aku berharap ada wahyu datang menghampiri dadaku. Mengisyaratiku sesuatu atau memberi kekuatan untuk beranjak pergi saja. Namun, di menit 15-an, yang sudah kurasakan seperti setengah hari, ada kekuatan aneh merasuki tubuhku. Kali ini, kekuatan itu dapat kurasakan sangat dahsyat, aku dapat membaca dengan jelas perintah gilanya. Ini benar-benar gila. Kekuatan Jin Ifrit penunggu Sungai Nil, mungkin, yang sedang merasukiku.

Tanganku tiba-tiba saja bergerak lincah mengambil notebook berwarna kuning kecil di sakuku. Notebook yang tak pernah tertinggal jika aku berpergian ke mana saja. Notebook kuyakini sebagai pengganti estasi, aku bisa gila tanpanya. Kali ini, jariku memainkan peran sangat hebat. Tulisanku sungguh aneh kurasakan. Ini ide tergila yang pernah kulakukan. Apakah kali ini Jin Ifrit benar-benar telah menguasai diriku, ataukah ruh Kahlil Gibran yang sedang mengeksekusiku?


*******************


Sore itu aku ingin menyendiri. Aku ingin menyejukkan hatiku. Mungkin, bersama Nil aku bisa terbang ke Bneua Antartika sambil menyelam di air esnya. Aku ingin membekukan hatiku yang sedang terbakar ini. Tak ada tempat untuk melarikan diri, kecuali Kornish Nil. Ketika kumenyendiri, bukan obat yang kudapat, malah racun yang semakin hebat yang kuteguk. Aku tak bisa menahan luapan tangisku. Aku hanay mampu menyegah supaya tangisku tak memecah menjadi jeritan pilu. Biarkan air mata ini meleleh, dengan ini aku berharap hati ini ikut meleleh. Setengah jam, satu jam, dua jam, hingga tiga jam aku duduk sendirian sambil menatap matahari yang mulai turun. Aku memang tak mau tahu dengan lainnya. Biarkan ornag lai melihatku, aku tak mau tahu apa kata ornag. Aku ingin sendiri. Hingga datanglah seseorang, seseorang yang dengan lancang terus menerus melihat ke arahku. Hingga dia berhenti dan duduk di sampingku. Ia diam membisu. Aku pun tak mengganggunya, selagi ia tak menggangguku.

Aku sempat melirik dan melihat dengan jelas ke arahnya. Orang Indonesia dnegan badan okey. Wajah tampan, kulit putih, tinggi dan berbadan kekar. Pokoknya tipe cowok maco ala diriku. Jarang-jaranga da ornag Indonesia punya badan segede itu. Setampan itu. Setinggi itu. Lengkap sebenarnya, sayang hatiku sedang kacau. Aku yakin ia sedang memperhatikanku, ingin berkenalan denganku. Aku sangat tahu tipe-tipe laki-laki seperti itu. Semua laki-laki memang buaya!

Tiba-tiba saja, ia menyeodorkan sesuatu kepadaku. Sambil menatapku dengan pasti ia ingin memberi sesuatu. Ia ingin aku mengambilnya. Pertama, aku kira yang diberikan adalah tisu, sebab aku sedang menangis, tapi dugaanku salah. Ternyata kertas berwarna kuning. AKu buka lipatan segi tiga itu. Kubaca sebentar. Tak kusangka. Begitu hebat tulisan itu. Benar-benar sinting. Baru kali ini aku menemukan orang paling gila. Bukan. Seniman gila maksudku. Atau??? Mungkinkah dia bisu, sehingga membutuhkan kertas untuk berkomunikasi.

Aku bertatapan sebentar dengannya dan senyumn itulah yang membuatku melayang. Benar-benar senyum pamungkas yang pernah kuterima. Untuk sesaat aku bisa lupa akan derita yang sedang kutanggung lantaran senyum itu. Dan sesaat kemudian senyum itu hilang. Hilang bersama dengan tubuh yang gagah itu. Aku tertegun melihat cowok itu pergi meninggalkanku sendirian. Aku ingin mengejarnya, tapi kakiku tak mampu kuangkat. Aku tak punya tenaga untuk berjalan. Tulisan yang dikerjakannya sungguh berat. Sungguh berat untuk diterima.

Jangan kau teteskan air mata di sini
Sebab, air nil akan terasa asin

Jangan risaukan yang kemarin,
Karena, masih ada esok

Tak akan engkau dapatkan obat di sini
Sebab obat itu ada di hatimu

Segelap-gelapnya wajahmu
Tetap secerah mentari pagi

Luapakan derita
Sirnakan semua yang ada

Senja Nil
Seindah harimu besok
Seindah senyummu esok
Ketika beban itu kaubasuh dengan Nil

Lupakan segalanya...
Engkau akan lebih cerah dari yang tercerah...

15 Juni 2009


Baca Selanjutnya Bro..

Thursday, April 23, 2009

Prolog To Most Greatest In Egypt


Sudah lama aku ingin mencoba menulis tentang hal-hal yang agung di Mesir, namun tak pernah terelesiasikan. Aku terlalu malas. Hari ini aku benar-benar ingin menulis, sebagai langkah awal, aku telah menulis prolognya.


Baca Selanjutnya Bro..

Friday, February 27, 2009

Hatshepsut; Perempuan Fir'aun Terhebat Sepanjang Zaman



Hatshepsut (kadang-kadang dieja Hatchepsut yang berarti Perempuan Bangsawan Paling Terkemuka)[3] adalah firaun kelima dari Dinasti ke-18 di Mesir kuno. Para Egiptologiwan umumnya menganggapnya sebagai salah seorang firaun perempuan yang paling berhasil di Mesir, yang memerintah lebih lama daripada perempuan penguasa manapun dalam sebuah dinasti bumiputra.

Hatshepsut dipercayai pernah memerintah sebagai salah seorang penguasa dari sekitar 1479 hingga 1458 SM (Tahun 7 hingga 21 dari Thutmose III).[4] Ia dianggap sebagai ratu penguasa yang paling awal dikenal dalam sejarah dan perempuan kedua yang diketahui naik takhta sebagai "Raja Mesir Hulu dan Hilir" setelah Ratu Sobekneferu dari Dinasti ke-12.

Pada 27 Juni 2007, sebuah mumi dalam makam KV60 di Lembah Para Raja diidentifikasikan sebagai Hatshepsut.[2]






Dalam budaya populer

Ketika gerakan feminis menjadi matang, tokoh-tokoh penting perempuan dari zaman dahulu dicari dan keberhasilan mereka semakin dipublikasikan. Hatshepsut berubah dari pemimpin Mesir yang paling tak dikenal pada awal abad ke-20 menjadi tokoh paling terkenal dari negara itu pada akhir abad tersebut. Berbagai biografi seperti misalnya Hatshepsut oleh Evelyn Wells meromantisasikannya sebagai perempuan yang cantik dan pasifis — "perempuan besar pertama dalam Sejarah". Hal ini cukup berlawanan dengan pandangan abad ke-19 tentang Hatshepsut yang melukiskannya sebagai ibu tiri yang kejam, yang merebut takhta dari Thutmose III.

Novel Mara, Daughter of the Nile oleh Eloise Jarvis McGraw, mempertahankan pandangan tentang ibu tiri yang kejam dengan menempatkan Hatshepsut sebagai tokoh utama cerita itu. Plotnya berkembang sekitar upaya-upaya Mara, seorang budak perempuan, dan sejumlah bangsawan untuk menggulingkan Hatshepsut dan mengangkat pewaris yang "sah", Thutmose III, sebagai Firaun. Mereka mempersalahkan berbagai proyek pembangunan Hatshepsut sebagai penyebab kebangkrutan negara Mesir. Ia juga digambarkan telah menahan Thutmose III sebagai tawanan di lingkungan tembok istana.

Pada 1960 sebuah lingkaran utama asteroid yang ditemukan oleh Cornelis Johannes van Houten, Ingrid van Houten-Groeneveld dan Tom Gehrels dinamai 2436 Hatshepsut untuk menghormatinya. Ada teori popular yang menyatakan bahwa Hatshepsut adalah putrid yang menemukan Musa saat terapung-apung di sungai Nil, namun teori ini umumnya dibantah oleh para Egiptologiwan dan pakar Alkitab.[5]

Sekurang-kurangnya ada tiga pengarang yang telah menulis novel fiksi sejarah yang menggambarkan Hatshepsut sebagai pahlawannya: Hatshepsut: Daughter of Amun oleh Moyra Caldecott, Child of the Morning oleh Pauline Gedge dan Pharaoh oleh Eloise Jarvis McGraw, dan seri novel misteri Lieutenant Bak yang mengambil tempat pada masa pemerintahannya.

Hatshepsut juga muncul dalam plot Illinois Jane and the Pyramid of Peril, sebuah sandiwara lucu oleh T. James Belich (Colorado Tolston). Di sini dilukiskan Hatshepsut menemukan ramuan panjang umur. Dalam cerita ini, hilangnya Hatshepsut digambarkan telah menyebabkan ia abadi, meskipun ia tak pernah secara langsung tampil dalam sandiwara ini.

Humoris Amerika, Will Cuppy, menulis sebuah esai tentang Hatshepsut yang diterbitkan setelah kematiannya dalam buku The Decline and Fall of Practically Everybody. Tentang salah satu tulisannya di dinding, ia menulis,

Tentang penampilan Hatshepsut pada suatu tahap kariernya, kita berutang kepada salah satu tulisan di dinding. Di situ dikatakan bahwa "memandang dia jauh lebih cantik dari apapun juga, kemolekannya dan bentuk tubuhnya sungguh bagaikan seorang dewi." Sebagian menganggap aneh bahwa seorang Firaun perempuan ternyata begitu berani, dalam usia 50-an seperti Hatshepsut. Sama sekali tidak. Ia Cuma mengatakan bagaimana keadaannya sekitar 35 tahun sebelumnya, sebelum ia menikahi Thutmose II dan kemudian menghantam Thutmose III. "Ia adalah seorang putri, cantik dan memekar," demikian dikatakan dalam hieroglif, dan kita tidak mempunyai alasan untuk meragukannya. Memang, tak ada salahnya menceritakan kepada dunia bagaimana rupa seseorang pada 1514 SM.[6]

Dalam pertunjukan laga hidup untuk anak-anak, The Secret of Isis (1975), tokoh utamanya, Andrea Thomas, menemukan sebuah jimat Mesir kuno dan kemudian menyadari bahwa ia adalah seorang keturunan Hatshepsut dan pewaris daya kekuatan Isis. Hatshepsut dirujuk dalam narasi pembukaan.

Dalam Civilization IV ia digambarkan sebagai pemimpin Mesir yang menggantikan Cleopatra VII dari Civilization III.

Diambil dari http://id.wikipedia.org/wiki/Hatshepsut



Baca Selanjutnya Bro..

Ratu Cleopatra VII Philopator


Cleopatra VII Philopator (Yunani: Κλεοπάτρα Φιλοπάτωρ; Januari 69 SM – 12 Agustus 30 SM) adalah ratu Mesir kuno, anggota terakhir dinasti Ptolemeus. Walaupun banyak ratu Mesir lain yang menggunakan namanya, dialah yang dikenal dengan nama Cleopatra, dan semua pendahulunya yang bernama sama hampir dilupakan orang.

Ia adalah penguasa Mesir bersama ayahnya Ptolemeus XII, saudara laki-laki sekaligus suaminya: Ptolemeus XIII dan Ptolemeus XIV, dan akhirnya anaknya Caesarion. Cleopatra berhasil mengatasi kudeta yang dirancang oleh pendukung saudara laki-lakinya dengan bersekutu dengan Julius Caesar dan dilanjutkan Mark Antony. Cleopatra memiliki 1 anak dari Julius Caesar dan 3 anak dari Mark Antony (dua diantaranya adalah kembar).

Cleopatra bunuh diri sewaktu Augustus (Octavianus) naik tahta dan menyerang Mesir, dengan cara memasukkan tangannya sendiri kedalam keranjang penuh ular berbisa ( Asp / sejenis Cobra asal Afrika Utara). Kisah hidupnya sering didramatisasikan dalam berbagai bentuk karya, termasuk "Antony and Cleopatra" dari William Shakespeare dan beberapa film modern.






Masa kecil

Sedikit yang diketahui tentang masa kecil Cleopatra, tetapi Cleopatra berdarah Yunani, bukan keturunan Mesir. Ia dilahirkan pada awal tahun 69 SM, anak ke-3 dari 6 orang dan lahir di kalangan Dinasti Ptolemaik Yunani. Ia mempunyai 2 orang kakak dan seorang adik perempuan serta dua adik laki-laki. Ia dilahirkan dan dibesarkan di Alexandria yang merupakan kota terbesar dan termewah saat itu.

Kerajaan dari ayah Cleopatra tidak aman akibat tekanan dan konflik dari luar dan dalam perebutan kekuasaan, serta konflik dalam seperti pemerintahan sentralisasi dan korupsi politik. Hal ini memimpin pemberontakan dan hilangnya Siprus dan Cyrenaica yang menyebabkan masa kekuasaan Ptolemeus sebagai salah satu yang paling mematikan di dinasti tersebut. Semasa kecil, Cleopatra telah melihat persengketaan dalam keluarganya sendiri. Dikatakan bahwa ayahnya selamat dari 2 usaha pembunuhan ketika seoragn pelayan menemukan ular berbisa yang mematikan di tempat tidurnya dan pelayan yang mencicipi minuman anggur tuannya yang selanjutnya pelayan tersebut meninggal. Kakak perempuan tertuanya, Tryphaena juga mencoba untuk meracuni Cleopatra sehingga ia mulai menggunakan juru cicip. Ketika ia berusia belasan tahun, ia menyaksikan kejatuhan ayahnya sendiri dan ayahnya menjadi boneka Kekaisaran Romawi akibat beban utang yang terlalu tinggi, tetapi masih berharap agar Romawi tidak menaklukan Mesir. Keadaan itu menyebabkan Ptolemeus XII diusir rakyat dari Alexandria yang akhirnya melarikan diri ke Romawi. Pada tahun 58 SM, ibunya, Cleopatra V mengambil alih pemerintahan bersama anaknya, Berenice IV dengan bantuan gubernur Suriah yang dikuasai Romawi, Aulus Gabinius selama setahun hingga ibunya meninggal, lalu Berenice IV memerintah sendiri. Ptolemeus XII menggulingkan anak perempuan tertuanya pada tahun 55 SM dan menghukum mati anaknya, Berenice IV. Kakak perempuan Cleopatra lainnya, Tryphaena mengambil tahta dan tidak lama kemudian ia meninggal yang menyisakan Cleopatra dengan suaminya dan adiknya, Ptolemeus XIII sebagai penerus tahta.

Dari ayahnya, Ptolemeus XII, Cleopatra mengetahui akan kekuatan leluhurnya. Leluhurnya telah melakukan penaklukan besar hampir 3 abad yang lalu.
Silsilah keluarga Cleopatra

Naik tahta

Ptolemeus XII meninggal pada bulan Maret tahun 51 SM, membuat Cleopatra yang saat itu berusia sekitar 18 tahun dan Ptolemeus XIII yang berusia sekitar 12 tahun sebagai pemimpin gabungan. 3 tahun pertama kekuasaan mereka sulit karena permasalahan ekonomi, kelaparan, banjir sungai Nil dan konflik politik. Walaupun Cleopatra menikahi adiknya, ia menunjukan bahwa ia tidak memiliki keinginan untuk berbagi kekuasaan dengannya.

Diturunkan dari tahta

Pada bulan Agustus tahun 51 SM, relasi mereka rusak. Cleopatra menurunkan nama Ptolemeus dari dokumen resmi dan wajahnya muncul sendiri di uang koin yang berada diluar tradisi Ptolemaik yang menyatakan bahwa pemimpin wanita dibawahkan oleh pemimpin laki-laki. Hal ini menghasilkan kelompok rahasia orang yang tidak termasuk dalam istana, dipimpin oleh eunuch Pothinus, menurunkan Cleopatra dari kekuasaan dan menjadikan Ptolemeus pemimpin pada tahun 48 SM (atau lebih awal, dan terdapat sebuah dekrit pada tahun 51 SM dengan nama Ptolemeus sendiri). Ia mencoba untuk melakukan pemberontakan disekitar Pelusium, tapi ia terpaksa melarikan diri dari Mesir dengan adiknya yang tersisa, Arsinoë.[1]

Kembali naik tahta

Ketika Cleopatra pergi dari Mesir, Pompey melibatkan diri dalam perang saudara Romawi. Pada musim gugur tahun 48 SM, Pompey melarikan diri dari pasukan Julius Caesar ke Alexandria dan mencari suaka. Ptolemeus saat itu berusia 15 tahun dan menunggu kedatangannya. Pada tanggal 28 September 48 SM, Pompey dibunuh oleh salah satu mantan opsirnya yang sekarang bekerja untuk Ptolemaik. Ia dipenggal didepan istri dan anaknya, yang berada di kapal yang baru saja ia turuni. Ptolemeus berpikir bahwa dengan ia telah memerintahkan kematian Pompey untuk menyenangkan Julius Caesar. Hal ini adalah kesalahan Ptolemeus yang besar. Ketika Caesar tiba di Mesir dua hari kemudian, Ptolemeus memberikan kepala Pompey. Caesar yang melihat hal ini sangat marah karena fakta bahwa walaupun ia musuh politik Caesar, Pompey adalah konsul Roma dan duda dari anak Julis Caesar, Julia. Caesar menguasai ibukota Mesir dan menjadikannya wasit dari klaim antara Ptolemeus dan Cleopatra.

Cleopatra mengambil kesempatan ini dan kembali ke istana dan bertemu dengan Caesar. Dipercaya bahwa Caesar terpesona dengan langkahnya, dan Cleopatra menjadi kekasihnya. 9 bulan setelah pertemuan pertama mereka, Cleopatra melahirkan bayi. Pada saat ini, Caesar meninggalkan rencananya untuk menggabungkan Mesir, dan mendukung klaim Cleopatra atas tahta. Setelah perang saudara pendek, Ptolemeus XIII tenggelam di sungai Nil dan Caesar mengembalikan Cleopatra ke tahtanya, dengan adiknya yang lain Ptolemeus XIV sebagai wakil pemimpin baru.

Hubungan Cleopatra dengan Julius Caesar

Walaupun perbedaan umur Cleopatra dan Julius Caesar sebesar 30 tahun, Cleopatra dan Caesar menjadi kekasih selama Caesar berada di Mesir tahun 48 SM sampai 47 SM. Mereka bertemu ketika Cleopatra berusia 21 tahun dan Caesar berusia 50 tahun. Pada tanggal 23 Juni 47 SM, Cleopatra melahirkan Ptolemeus Caesar (disebut "Caesarion" yang berarti "Caesar kecil"). Cleopatra mengklaim Caesar sebagai ayahnya dan berharap untuk menjadikan anak itu sebagai ahli waris, tetapi Caesar menolak dan lebih memilih cucu lelakinya, Octavian. Caesarion dimaksudkan untuk mewarisi Mesir dan Romawi, menyatukan timur dan barat.

Cleopatra dan Caesarion mengunjungi Roma pada tahun 47 SM sampai tahun 41 SM dan hadir ketika Caesar dibunuh pada tanggal 15 Maret 44 SM. Sebelum atau sesudah pembunuhan, ia kembali ke Mesir. Ketika Ptolemeus XIV meninggal karena kesehatannya memburuk, Cleopatra menjadikan Caesarion penerusnya. Untuk menjaganya dan Caesarion, adiknya Arsinoe meninggal.

Hubungan Cleopatra dengan Mark Antony
Anthony dan Cleopatra, dibuat oleh Lawrence Alma-Tadema.

Pada tahun 42 SM, Mark Antony, salah satu orang yang berkuasa di Roma setelah kematian Caesar, memanggil Cleopatra untuk bertemunya di Tarsus untuk menjawab pertanyaan kesetiaannya. Cleopatra tiba dan memikat Antony yang menyebabkan Anthony menghabiskan musim dingin tahun 41 SM–40 SM dengannya di Alexandria. Pada tanggal 25 Desember 40 SM, ia melahirkan 2 anak, Alexander Helios dan Cleopatra Selene II.

Empat tahun kemudian, tahun 37 SM, Antony mengunjungi Alexandria sekali lagi untuk berperang dengan Parthian. Ia memperbarui hubungannya dengan Cleopatra, dan sejak saat itu Alexandria menjadi rumahnya. Ia menikahi Cleopatra menurut ritus Mesir (surat dikutip di Suetonius mengusulkan ini), walaupun ia sedang berada pada waktu menikahi Octavia Minor. Ia dan Cleopatra memiliki anak yang bernama Ptolemeus Philadelphus.

Dengan donasi Alexandria pada tahun 34 SM, dan juga serangan Anthony atas Armenia, Cleopatra dan Caesarion dimahkohtai sebagai wakil pemimpin Mesir dan Siprus. Alexander Helios menjadi pemimpin Armenia, Media, dan Parthia; Cleopatra Selene II menjadi pemimpin Cyrenaica dan Libya. Ptolemeus Philadelphus menjadi penguasa Phoenicia, Suriah, dan Sisilia. Cleopatra juga mendapat gelar "Ratu atas Raja".

Sikap Anthony dipandang buruk oleh Romawi dan Octavian meyakinkan senat untuk berperang dengan Mesir. Pada tahun 31 SM, pasukan Anthony menghadapi serangan armada Romawi di pantai Actium. Dengan terjadinya pertempuran Actium, Octavian menyerang Mesir. Dengan tanpa pengungsi lain yang melarikan diri, Anthony melakukan aksi bunuh diri dengan menusukan pedangnya pada tanggal 12 Agustus 30 SM.

Kematian

Mark Antony bunuh diri yang menyebabkan Cleopatra juga bunuh diri. Tidak diketahui bagaimana ia meninggal, tetapi menurut legenda, ia mengambil keputusan untuk bunuh diri setelah ia menyadari bahwa ia gagal mencapai tujuannya. Ia meninggal akibat membiarkan dirinya digigit ular berbisa yang diselipkan kedalam bakul berisi buah ara. Dalam detik terakhir kematiannya, ia menyatakan takdirnya sebagai dewi.[2]

Anak Cleopatra, Caesarion mengklaim sebagai pharaoh Mesir, tetapi Octavian menang lebih dulu. Caesarion ditangkap dan dieksekusi, takdirnya dilaporkan dikunci oleh perkataan terkenal Octavian: "Dua Caesar terlalu banyak." Hal ini mengakhiri garis pharaoh Mesir. 3 anak dari Cleopatra dan Antony diampuni dan dibawa kembali ke Roma dan mereka dirawat oleh istri Anthony, Octavia Minor.

Pelayan Cleopatra, Iras and Charmion juga bunuh diri. Anak perempuan Anthony, Octavia diampuni dan juga anaknya, Iullus Antonius. Anaknya yang tertua, Marcus Antonius Antyllus, dibunuh ketika memohon untuk kehidupannya di Caesarium.

Cleopatra dalam kebudayaan populer

Cerita Cleopatra telah mengagumkan penulis dan artis. Selain ia adalah figur politik yang kuat, ia juga muncul sebagai orang yang dapat bersekutu dengan 2 orang terkuat (Julius Caesar dan Mark Antony) pada masanya. Ia muncul baik dalam buku, film, novel, drama, permainan video, lukisan dan serial televisi. Contohnya pada drama Antony dan Cleopatra tahun 1609 buatan William Shakespeare. Film pertama yang berkaitan dengan Cleopatra adalah Antony and Cleopatra dengan Florence Lawrence sebagai Cleopatra. Film pertama dengan subyek Cleopatra, Ratu Mesir, dibintangi oleh Helen Gardner. Banyak artis yang juga menjadikan Cleopatra sebagai objek lukisannya, contohnya Guido Cagnacci yang melukis tentang kematian Cleopatra pada tahun 1658

Catatan kaki

1. ^ Peter Green (1990). Alexander to Actium: The Historical Evolution of the Hellenistic Age. Berkeley: University of California Press, 661–664. ISBN 0-520-05611-6.
2. ^ Smith, William (ed.) (1867). Dictionary of Greek and Roman Biography and Mythology. Boston: Little, Brown & Company, 802.


Pengambilan dari http://id.wikipedia.org/wiki/Cleopatra_VII




Baca Selanjutnya Bro..

Kupu Kupu

Ia menatapku dengan diam
Guratan dahinya penuh beribu pertanyaan
Kupu-kupu terbang dengan indahnya
Begitupun wajah itu begitu indah



Siapakah ia?
Akupun tak tahu
Apa maunya?
Ia yang hanya tahu!

Aku masih mencari tahu tentangnya
Tentang ia
Tentang kediamannya
tentang Kemauannya

Hampa
kosong
Diam
Tak bergerak
Dan kenyataannya diam dalam pertanyaan

Mata itu.....
Sorotanya......
Masih memendam pertanyaan
Aku masih tidak tahu....
Apa maunya.....

By
Elfenan
Baca Selanjutnya Bro..

Jiwa Nan Rapuh

Jiwa Nan Rapuh

Kadang kutatap kehidupan penuh misteri
Kucoba berlari mencari jawaban atas diri ini
Memikirkan yang tidak dapat kupikirkan
Kuterjebak dalam jaring-jaring kegelapan
Kealpaanku dalam kebaikan



Cahaya kegelapan begitu menyilaukan mataku
Tak mampu lagi diri ini menatap sang waktu
Rasa pegal, nyeri, putus asa telah datang
Sang juru kunci tak mau menjamahku
Menjamah tubuh yang kotor ini
Atau karena aku tidak pernah lagi memberikan senyum kepadaNya
Senyum seorang hamba
Entah berapa kali aku coba
Tetap raga ini rapuh juga
Tuhan tetap menang dalam permainannya
Cairo, 24 Juli 200


Baca Selanjutnya Bro..

Across The Nightingale Floor


Oleh Lian Hearn

“IBUKU selalu mengancam akan mencabik- cabik aku menjadi delapan bila aku menjatuhkan ember, atau aku pura-pura tidak mendengar panggilannya untuk segera pulang saat hari telah senja dan teriakan jangkrik kian meninggi.”

Sepenggal paragraf di atas adalah awal dari cerita Kisah Klan Otori; Across The Nightingale Floor, karya Lian Hearn. Kono, menurut cerita, kisah ini ditulis oleh Lian Hearn dengan menyepi. Mencari kesunyian untuk dapat mengumpulkan semua ilham. Ya, tidak jarang memang, para penulis yang berhasil harus bersusah payah ketika menuangkan tinta penahnya. Diantaranya mungkin, seperti penulis Asmaraman Khoo Ping Hoo, Pram, atau penulis-penulis lainnya.






Kisah Klan Otori; Across The Nightingale Floor, memang lain dari lainnya. Seingatku, dari puluhan bacaan yang pernah kubaca, dan ratusan bahkan mungkin ribuan kisah yang pernah kujamah, hanya cerita Kisah Klan Otori ang memungkinkanku untuk memberikan apresiasi yang sebesar-besarnya. Ini, bukan karena hanya gaya bahasanya yang sungguh memikat, bukan karena metafornya yang meloncat-loncat, atau hanya karena ceritanya yang memang membuat terkagum-kagum. Kalau dilihat dari segala-galanya, mulai gaya bahasanya, metafornya, alur ceritanya, atau bahkan pesan cerita ini, sungguh mengagumkan.


Setidaknya, ada beberapa hal yang memikat di cerita ini; pertama; dari segi alurnya, jarang ditemui, kecuali ketika sang aku (Takeo) menceritakan tentang Kaede. Alurnya normal, tidak ribet seperti halnya kisah-kisah lainnya. Kisah dimulai dari masa kanak-kanak Tomasu yang akhirnya diganti nama oleh Lord Shigeru (Ayah Angkat Takeo), masa sedih, masa mencekam karena beberapa rahasia tentang Takeo mulai terkuak. Lalu perjalanan Takeo ikut berperang melawan Lord Iida yang ingin menguasai Tiga Negara sekaligus dan orang nilah yang telah menghancurkan perkampungan Takeo hingga diangkat menjadi anak angkat oleh Lord Shigeru dari Klan Otori.

"Dia memiliki semua ciri-ciri Kikuta: jari yang panjang, garis lurus yang melintang di telapak tangan, pendengaran yang tajam. Pendengaran yang tajam ini akan datang tiba-tiba di masa puber, terkadang diikuti dengan tidak bisa berbicara, umumnya sementara, tapi bisa juga selamanya...."

Takeo ternyata adalah keturunan Tribe Kikuta. Sebuah organisasi pembunuh bayaran yang terkenal kehebatannya. Dan ternyata, memang, di dalam diri Takeo menyimpan darah itu, darah seorang pembunuh. Sebab darah itulah, kelebihan-kelebihan dari moyangnya itu terus menghantuinya. Untung, Takeo dibesarkan oleh kaum Hidden sejak kecil yang terkenal dengan kelembutan dan kasih sayangnya, apalagi di sampingnya ada Lord Shigera yang memang terkenal kebijaksanaannya. Darah pembunuh yang dimilikinya tidka membuatnya menjadi jahat, bahkan kelebihan-kelebihan itu akhirnya menjadi berkah baginya, dna khususnya bagi klan Otori. Ketika masa puber, kelebihan-kelebihan itu benar-benar muncul, pendengaran telinganya menjadi begitu tajam, bahkan ia mempunyai kelebihan bisa menggandakan tubuhnya.

Muto Kenji, guru Takeo juga seorang Tribe pernah menyatakan bahwa, “ada lima keluarga Tribe. Mereka telah ada sebelum munculnya para bangsawan dan klan. Kisah ini berawal dari masa ketika sihir lebih kuat dari senjata, dan dewa-dewa inasih berjalan di bumi. Saat klan mulai bermunculan, dan orang-orang mulai membentuk ikatan berdasarkan kekuatan, Tribe tidak bergabung dengan salah satu klan. Guna melestarikan anugrah yang mereka miliki, mereka memilih untuk menjadi pengelana, pedagang, pemain drama, pemain sirkus, dan juga pemain sulap."

"Kikuta Isamu, yang aku yakini adalah ayahmu, termasuk salah satunya. Ibu dan ayah Isamu adalah sepupu sehingga dia menggabungkan anugrah paling kuat yang dimiliki Kikuta. Saat berumur tiga puluh tahun, dia menjadi pembunuh yang paling sempurna. Tak ada yang tahu berapa banyak yang telah dia bunuh; sebagian besar korbannya nampak seperti mati alami. Orang tidak tahu banyak tentang dirinya. Dia ahli membuat racun dari ramuan dari tumbuhan gunung yang dapat membunuh tanpa ada jejak."

Kedatangan Muto sebenarnya tidak hanya sekedar berpelesiran atau bekerja kepada Lord Otori, namun lebih dari itu. Kedatangannya khusus untuk menjemput Takeo, sebagai keturunan Tribe Kikuta. Namun, Takeo selalu menghindar, walaupun ia tidak mampu lari dari kenyataan bahwa dirinya adalah mlik Tribe Kikuta. Seandainya, dia menolak bergabung, akibatnya akan seperti ayahnya. Seeprti yang diceritakan oleh gurunya Muto Kenji. “Saat dia ke wilayah Timur—kau tahu daerah yang kumaksud—untuk mencari ramuan racun, dia menginap di desa milik kaum Hidden. Orang desa itu mengatakan tentang tuhan mereka, larangan untuk membunuh, dan tentang pembalasan di hari akhir—kau tahu itu semua, tak perlu kuceritakan lagi. Di tempat terpencil yang jauh dari pertempuran antar klan itu, Isamu merasa muak dengan hidup yang dia jalani. Mungkin dia menyesal. Mungkin juga karena kematian telah memanggilnya. Lalu, dia menarik diri dari Tribe dan bergabung dengan kaum Hidden."

Kedua; dalam hal SUDUT PANDANG, ada yang baru dalam cerita Lian Hearn ini. Sudut pandang dalam cerita ini tidak selamanya memakai ‘aku’ atau orang pertama. Namun, ada juga menggunakan ‘dia-an’ atau sudut pandang ke-tiga. Ini menjadi sebuah pelajaran khusus, bahwa dalam suatu cerita, pencerita tidak harus membuat Titik Sudut Pandang hanya satu sudut saja. Bisa juga diaduk antara sudut pandang orang pertama dengan ke-tiga. Dan ternyata, daya rasa dari bacaan seeprti ini lebih kuat dan melekat di hati.

Ketika Takeo bercerita tentang dirinya sendiri, ia menggunakan ‘aku-an’ sedangkan, ketika ia bercerita tentang Kaede – Putri sulung Lord Shirakawa, ia bercerita menggunakan ‘dia-an’. Dan inilah yang membuatku yakin, bahwa kelak –entah di Kisah Klan Otori bagian ke-dua, tiga atau empat-nya- Lady Kaede akan bersama. Mereka bersatu oleh cinta yang murni dan akibat pengorbanan yang tidak lazim.

Di sisi inilah, aku mendapatkan hal baru. Pelajaran baru tentang sastra. Bahwa Sudut Pandang bisa dibuat-buat berbeda dari lainnya. Dan tampaknya akan lebih menarik, karena dua sudut pandang itu dirangkapkan, sehingga kelemahan diantara keduanya saling mengisi dengan kelebihan masing-masing.

Ketiga; Dari segi kebahasaan dan metafor, cerita ini sungguh memikat hati. Banyak sekali ditemukan metafor yang meloncat-loncat dan berkilauan seperti berlian. Gaya bahsanya sungguh lugas, namun sarat makna yang terpendam. Cerita ini dibuat menggunakan akal sehat dan perasaan yang benar-benar jernih. Tidak mudah membuat cerita seperti ini, apalagi penulis telah berhasil membuat para pembacanya selalu penasaran di setiap babnya. Sehingga cerita ini tidak ditemukan ada klise dan jenuh. Apalagi sampai membuat bosan pembacanya.

Keempat; Pesan yang termuat di dalam cerita ini sungguh banyaknya. Seperti, pengorbanan cinta yang dipilih oleh Takeo sungguh menggugah. Lalu, ketenangan yang diperlihatkan oleh Lord Otori sungguh mengagumkan. Apalagi kebijaksanaannya. Belum lagi, kelebihan yang didapat oleh Takeo tidak membuatnya menjadi besar hati, sombong apalagi menjadi penjilat. Keteguhan dan ketulusan yang diperlihatkan oleh Takeo bisa dicontoh. Pengabdiannya terhadap Lord Otori yang tidak biasa. Dan betapa hebatnya pengorbanan terakhir Takeo, ketika dia harus memilih mengorbankan kekuasannya dan cintanya demi sebuah janji.

Akhirnya, betapa inginku untuk membaca Kisah Klan Otori bagian ke dua. Sebuah pertanyaan muncul di dalam hati. Apakah Takeo dan Lady Kaede masih tetap berjauhan? Dan apakah Takeo kuat memendam deritanya ketika harus ebrjauhan dengan kekasihnya itu? Semuanya akan terjawab, keresahan jiwa ini akan terobati setelah nanti membaca buku kedua itu.

“Jika bukan karena ulahmu, dia tak akan dikubur,” Pikir Takeo tanpa pernah mengucapkannya.


Kamar Apek, 18 Oktober 2008.



Baca Selanjutnya Bro..