Friday, June 09, 2006

Cinta, binatang Apaan tuh?

Cinta, binatang apa tuh?, yang jelas ia bukan tipe binatang mempunyai kaki, dua, tiga, atau empat sekalian. Ia tak bersayap seperti burung-burung pada umumnya, ia bukan binatang atau apa. Ia suatu makhluk yang diciptakan untuk mewujudkan kedamaian di dalam hati siapa saja, ia bisa terbang tanpa sayap, ia bisa menyelam ke dasar lautan, bahkan ia mampu menyelam ke dalam hati seseorang dan menularkan semacam virus kasih sayang, musuhnya adalah benci dan dendam. Setiap manusia pasti mempunyai rasa cinta, entah cintanya kepada orang tuanya, atau kepada makhluk yang lainnya, yang pasti setiap insan telah mempunyainya. Manusia dengan rasa cinta yang sedikit sangat berbahaya, apalagi rasa cinta kepada makhluk sekitarnya, ia akan menghancurkan dan meluluh-lantakan pondasi-pondasi sekitarnya yang telah lama dibangunnya. Cinta sebagai wujud kasih sayang Tuhan kepada mkhluknya, orang kalau sudah terkena cinta apapun akan ia lakukan, bahkan ia disuruh minum racun pun akan terasa madu, kematian dan hidup yang berharga tidak berarti apa-apa. Itulah cinta, begitu dahsyat pengarunya bagi manusia, kadang-kadang seorang yang lemah mampu menjadi pahlawan yang kuat dan bengis karena cinta, aku bilang cinta bisa membuat orang mendapatkan madu dari yang pencipta, bisa juga akan mendapatkan racun dar-Nya. Tinggal cara yang dilakukan oleh manusia untuk mewujudkan rasa cinta itu, sekarang ada sebuah pertanyaan apakah sama antara rasa cinta dua insan dengan cinta seorang anak kepada kedua orang tuanya, tentu tidak. Kenapa karena cinta kepada orang tua muncul dan ada sejak anak itu berada di kandung ibunya, ia mencintai dan menyayanginya dengan sepenuh hatinya. Cinta itupun datang karena rasa hormat kepada orang tuanya, coba lihat seorang anak yang sudah tudak menghormati kedua orang tuanya, ia akan mampu berbuat apapun kepada keduanya, karena di dalam dirinya tidak ada rasa cinta kepada keduanya.
Cinta dua insan adalah sebagian dari fitrah manusia, karena pada dasarnya manusia diciptakan selalu berpasang-pasangan, Nabi Adam muncul cinta kepada yang Namanya Hawa, padahal ia belum pernah tahu dan bertemu, Adam sangat menharapkan kehadiran Hawa, ia selalu duduk termenung berharap mempunyai teman sejati yang di cintai dan di sayanginya. Rasa ini ada sejak dini juga, akan tetapi beda dengan cinta kepada kedua orang tua kita, cinta ini muncul karena tahjub, keinginan untuk selalu bersama, dan mempunyai teman hidup. Cinta kepada lain jenis adalah cinta secara biologis, dalam artian secara naluri manusia ia hadir begitu saja, tanpa dipikirkan dan direnungi. Cinta ini muncul juga karena kita merasakan ada yang kurang didalam diri kita, untuk melengkapi itu kita memerlukan jenis yang lain yang bernama perempuan. Jadi kita bisa membedakan jenis cinta antara cinta kepada Tuha, kedua orang tua, sesama manusia, lain jenis dan makhluk yang lainnya. cinta itu muncul dari aspek yang berbeda-beda dan yang paling antik adalah cinta seorang laki-laki kepada perempuan, karena cinta inilah yang paling dalam. Para penyair mengatakan "Manusia tanpa cinta laksana malam tak berbintang, cinta tanpa ikatan (pernikahan) laksana kopi tak bergula". iya gak sih? yang jelas memang yang digambarkannya sangat gelobal sekali, kita mesti banyak menafsirinya, kadang-kadang kalau kita mau menengok kesekitar kita, ada yang sangat enjoy dengan permainan cintanya, tapi keduanya tidak menikah-menikah, wah...itu dah diluar jalur dari syair di atas donk. Cinta yang seperti inilah yang sekarang banyak terjadi di zaman kita, cinta yang hanya mengedepankan hawa nafsu saja, bukan karena cinta secara tulus, jika memang cinta itu tulus dan murn, sudah barang tentu akan menggiring sang pecinta untuk selalu berada di jalan-Nya. Ok! aku tahu apa yang ada di benak kalian, mungkin di dalam hati kalian menggerutu, memaki dan memarahi. Tapi yang jelas aku hanya ingin tahu sedalam apa rasa cinta kalian sesama manusia.

0 comments: