Sunday, May 21, 2006

Malaikat Dan jeritan Anak Kecil Di Kolom Jembatan

Dalam kebisuan kadangkala aku harus menjerit dan berteriak-teriak dalam hati, aku melihat banyak sekali wajah-wajah yang perlu dikasihani, mereka....ya...wajah mereka begitu menyiksa hatiku. Kadang aku ingin sekali menolongnya, tapi aku tak mampu lagi mengulurkan tanganku walaupun cuma sehasta. Aku sendiri pada dasarnya pun perlu dikasihani. Kenapa mereka harus berlari berlomba bersama waktu di jalan-jalan, di rumah-rumah kumuh, dan dibawah jembatan. Kenapa tidak ada satu orang pun yang mampu menjamah menolongnya, walaupun hanya memberikan sebuah senyuman manis bagi mereka. Kenapa orang -0rang dizaman ini begitu ego dengan orang lain, bahkan egois pada dirinya sendiri, bukankah menolong orang lain juga menolong diri kita sendiri, tapi entah aku tidak tahu apa dalil mereka untuk tidak mau menjamah anak-anak kecil dan orang tua yang perlu dikasihani seperti itu.
Sampai saat ini aku hanya bisa membisu dan membisu, aku tidak berani berteriak dengan lantang membela hak-hak mereka, hanya tulisan kecil dan lemah ini yang mampu aku lakukan untuk meneriaki jiwa-jiwa egois. Kadang aku iri pada orang yang mau melangkah jauh ke dasar lautan, atau terbang jauh ke awan, hanya karena ingin sekali ia menolong orang lain, aku ibah sekali dengan malaikat-malaikat penebar rahmat itu. Tapi tetap saja mereka harus melalui orang-orang yang egois, orang-orang tak tahu diri itu mencoba merampas senyuman yang diberikan sang malaikat. Aku tetap tidak bisa apa-apa.....dunia begitu luas, tapi tangan manusia begitu pendek, kemauan manusia begidu banyak, tapi kemauan untuk membantu saudaranya begitu sedikit. Hatiku tetap pilu melihat duniaku yang sudah hampir mendekati waktu tuanya, tapi manusia tetap tidak mau tahu dengan dunia yang tua dan beruban. Aku ingin menangis, tapi apa manfaatnya tangisanku, walaupun aku menangis keluar air mata darah pun tidak akan pernah dunia ini berubah. Manusia yang dimasuki sifat rakus akan sulit sekali menghilang dalam dirinya. Dan akhirnya aku tetap membisu bersamaan dengan teriakan-teriakn anak-anak kecil dan orang tua di kolom jembatan........
Cairo, 21 Mei 2006
*Aku coba mengingat sayap-sayap malaikat yang patah terjerembab ke tanah basah penuh dengan lumpur hitam kehidupan

0 comments: