Saturday, September 29, 2007

MANUSIA DAN KATA-KATA

MANUSIA DAN KATA-KATA

Dari sekian banyak orang pintar di sekitar sini
Aku paling bahagia melihat diriku sendiri
Suaraku adalah satu-satunya yang aku cermati
Dan wajah sata-satunya yang aku tatapi adalah wajahku sendiri.

Penyari Roy Campbell (1901-1957)

Dikala suara manusia saling beradu, seperti suara monyet-monyet mengiringi tidurku. Aku harus terbangun dengan seribu pertanyaan, termasuk ada apa dengan dunia ini?. Dunia yang sudah tua, yang dibebani dengan manusia yang semakin hari semakin angkuh. Apakah yang terjadi dengan dunia saat ini. Manusia dengan manusia saling menggigit, saling menyalahkan tidak mau mengalah. Mereka bercuit-cuit menyerukan kebenaran masing-masing, sebuah kebenaran dengan ketamakan tanpa batas. Apakah dunia sudah terlalu tua, ataukah manusia sudah terlalu GILA?. Mereka mengira bahwa merekalah yang BENAR, padahal kebenaran tidak pernah muncul dari manusia yang masih dipenuhi dengan kotoran-kotoran NAFSU. Alangkah indahnya jika seseorang sudah mampu minimal berkata seperti perkataan ROY CAMPBELL di atas, apalagi mengamalkannya.

Kesesatan sebenarnya sudah menutupi hati nurani diri sendiri, sampai-sampai mereka tidak tahu diri sendiri, eksistensi diri sendiri. Manusia dibuat untuk hidup rukun saling berdampingan sesamanya, bukan saling menyakiti. Kenapa harus ada AKU dalam diri, jika AKU adalah DUSTA?. Kenapa harus ada KEKERASAN, jika jalan KASIH-SAYANG masih terbentang?. Lewat sebuah KATA dengan sudut berbeda, apakah tidak ada KOMA untuk saling berhubungan dengan kata CINTA. Apakah manusia tidak pernah melihat, bahwa kata-kata yang mereka ucapkan adalah berbeda-beda, tapi menyiratkan sebuah persatuan dengan maksud yang sama dan saling keterkaitan.

Misalnya sebuah kata C, I, N, T,dan A adalah sebuah kata yang mempunyai ciri-ciri khusus dan segudang kesibukan sendiri. Tapi kata-kata itu akan tampak lebih indah dan bermakna kalau kita rangka atau disatukan menjadi CINTA. Alangkah indahnya kata-kata itu, lebih indah dari pada hanya sendiri-sendiri dengan jerit-jerit kesepian setiap hari. Apakah manusia tidak bisa menjadi KATA-KATA yang indah itu, bersatu-padu dalam satu tujuan tanpa mengolok-ngolok sesamanya?.




0 comments: